foto kiriman : pak Nanda Novalis -Konsul RI Perth
Dalam Acara Hari Sumpah Pemuda Siang Ini 29 Oktober 2019
Berdasarkan undangan resmi yang saya terima dari bu Sri Purtini, yang ditandatangani oleh Konsul Ekonomi, Penerangan, Sosial, dan Budaya, Nanda Avalist, maka pagi tadi saya dan istri meluncur dengan kendaraan menuju KJRI Perth yang berlokasi di 134 Adelaide Terrace, North Perth.
Setelah menempuh perjalanan lebih kurang 40 menit dari kediaman kami di Burns Beach, kami tiba di lokasi dan segera mencari tempat parkir. Waktu menunjukkan pukul 09.38 ,jadi cukup waktu bagi kami untuk tiba di kantor KJRI sebelum acara dimulai jam 10.00 pagi
Awalnya, saya pikir acara Hari Sumpah Pemuda akan diadakan di Lapangan terbuka, seperti lazimnya. Tetapi ternyata diselenggarakan di ruang atas secara khusus. Tentu kami tidak berani gegabah naik ke ruang atas,karena merupakan ruangan internal dari staf KJRI .Syukur ,bu Sri Purtini turun dari lantai atas dan menjemput kami.
Setibanya di ruang  atas,kami diperkenalkan kepada seluruh staf KJRI sebagai Penulis di Kompasiana . Ternyata yang hadir ,hampir seluruhnya dari jajaran KJRI Perth. Kami juga ketemu dengan salah seorang staf KJRI bu Farida yang dulu pernah jumpa dalam acara 17 Agustusan. Acara diadakan secara resmi .Dan Konsul Jenderal RI  bu Dewi Gustina Tobing ,bertindak selaku Inspektur upacara. Usai ritual pembukaan secara resmi,maka seluruh hadirin menyanyikan Lagu Indonesia RayaÂ
Ternyata,menyanyikan Lagu kebangsaan Indonesia Raya, jauh dari tanah air,sungguh menimbulkan perasaan menyesak di dada Walaupun lagu yang dinyanyikan,liriknya persis sama,namun ada rasa haru yang mendalam ,yang tidak dapat dilukiskan lewat kata kata. Disaat saat seperti inilah sangat terasa bahwa hubungan batin dengan tanah air,tidak akan mungkin pupus oleh jarak dan waktu yang memisahkan. Hal ini bukan masalah baper atau cengeng,melainkan sungguh terbit dari lubuk hati terdalam
Lazimnya, usai upacara, maka Inspektur Upacara langsung masuk ke dalam ruangan,tapi kali ini, ternyata Bu Dewi dengan santai mengajak kami untuk ngopi bareng dan menikmati aneka ragam kue.Â
Padahal kami berdua,bukan siapa siapa ,tapi dilayani dengan sepenuh hati.Hal ini tidak hanya dapat dilihat dari tutur kata ,tapi juga dari body language yang menunjukan bahwa semuanya dilakukan dengan hati yang tulus.Â
Saya sudah sering bertemu dengan para pejabat,termasuk menteri menteri,tapi biasanya pembicaraan hanya sekedar basa basi satu dua menit dan kemudian ,kita akan ditinggal pergi. Tapi dalam pembicaraan dengan bu Dewi siang tadi ,saking asyiknya mengobrol. hampir setengah jam berlalu.