Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mendengar Kata "Kompasianival"

24 Oktober 2019   06:23 Diperbarui: 24 Oktober 2019   07:00 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jadi Ingat Sosok Pahlawan Versi CNN Heroes

Mendengar kata :"Kompasianival" bagi setiap orang yang menulis di Kompasiana ini,pasti akan menghadirkan berbagai kenangan  dan bagi yang belum pernah berkesempatan hadir mungkin merasakan keinginan hati untuk bisa hadir dalam acara luar biasa ini. 

Kompasianival merupakan ajang akbar bagi seluruh Kompasianers .Sayang sekali bila di biarkan berlalu,tanpa hadir dan merasakan sendiri,bagaimana rasa persahabatan yang terjalin di dunia maya, dalam dunia tulis menulis,ternyata bisa menjalin hubungan persahabatan secara nyata. 

Bagi yang sudah pernah hadir,pasti memiliki kenangan tersendiri,yang tentu merupakan kenangan indah tak terlupakan .

Nah, bulan Oktober ini,mengingatkan saya  akan Kompasianival yang diselenggarakan pada tanggal 8 Oktober 2016 di Gedung Smesco Jakarta.Kami tiba lebih awal karena kuatir terlambat tiba.Begitu turun dari kendaraan,langsung bertemu teman teman Kompasianers dan ngobrol asyik banget.

Sedang asyik ngobrol , tiba tiba ada sms masuk, dari mbak Widha (Admin). ”Maaf, sebelum acara Pak Tjip harap ke ruang VIP untuk berkenalan dengan narasumber lainnya, yakni Pak Budi Soehardi dan mbak Wulan," kemudian saya jawab ”Terima kasih mbak Widha, saya biar di sini saja ya. Saya tidak biasa meninggalkan istri sendirian di luar. 

Ntar sebelum acara saya sudah siap di depan panggung.”Tapi baru beberapa menit menjawab sms, tiba tiba ada seorang gadis mendatangi, sambil tersenyum, ”Maaf pak Tjip, nama saya Gilang, Bapak ditunggu di ruang VIP, ibu boleh diajak sekalian pak.” Karena mendengarkan bahwa istri boleh diajak ,langsung saya berdiri dan menggandeng istri saya. 

Budi Soehardi ,Sosok Yang Tinggi Ilmunya ,Tapi Tetap Humble

Hingga berada di ruang VIP, kami masih ditemani oleh gadis yang bernama Gilang ini dan diperkenalkan dengan seorang Pria ,yang ternyata adalah mantan dari Kapten Pilot Singapore Airline Ternyata bertemu dengan sosok yang ganteng ini kami berdua disambut hangat. Seakan sudah kenal lama, padahal kami baru beberapa menit berkenalan. 

Tak tampak sedikit juga sosok pria yang berbadan tegap ini memasang sekat atau memberi signal bahwa ia adalah sosok orang pintar dan berkedudukan tinggi, sebagai Kapten Pilot dari Singapore Airline dan pernah juga berkarya di Garuda Indonesia ,serta Korean Airline

Selama lebih kurang 11 tahun tinggal di Singapura. Pria ini meninggalkan kehidupan yang “glamour” dan “luxurious” di negara kota mewah Singapura, bersama Peggy sang isteri dan tiga anaknya. 

Mereka kemudian lebih memilih tinggal di Penfui timur, Kupang, dengan membangun rumah Panti Asuhan yang diberi nama “Roslin” untuk menampung anak-anak terlantar yang sebagian besar dari pengungsi Timtim,

Seperti biasa,niat tulus membantu orang lain,belum tentu akan berlangsung semudah yang dibayangkan. Hal ini juga dialami oleh Budi.Singkatnya,berawal dari 4 orang anak,kelak Rumah Yatim Piatu Roslin mengasuh 400 anak dari 1300 anak yatim 

CNN  Hero 2009

Belakangan baru tahu,bahwa  ternyata niat tulus dan hasil kerja keras bersama istri tercinta ini membuahkan hasil yang manis bagi pria asal Yogyakarta ini. Yakni , sebuah penghargaan dari  CNN sebagai  CNN Hero 2009.  

Penghargaan tertinggi sebagai dedikasinya untuk kehidupan sosial dari anak-anak NTT. Budi yang asli berasal dari Yogyakarta,ayah dari 3 orang anak ini dan didukung sepenuh hati oleh  Peggy istri tercinta,ternyata secara konsisten mengabdikan dirinya ,demi kemanusiaan.

Pada awalnya, Budi sama sekali tidak tahu,untuk apa ia membeli sebidang tanah di Kupang. Tanah ini terletak di Jalan Claret RT 019 RW 006, Penfui Timur, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. Ternyata jalan Tuhan,memang tidak ada yang tahu (edition.cnn.com )

Memetik Pelajaran Berharga

Bagi saya ,mendapatkan kesempatan berbicara secara langsung dengan Sang Pahlawan versi CNN ini, sungguh merupakan sebuah pelajaran berharga.Yakni ilmu yang tinggi dan kehidupan yang glamour tidak membuat dirinya menjadi sosok yang angkuh.Bahkan sangat rendah hati. Bukan hanya dari tutur kata,melainkan dari bahasa tubuh yang disampaikan. 

Budi yang kami kenal dalam waktu lebih kurang dua jam,terasa sangat hangat,ketika memeluk saya .Setiap berbicara matanya menatap dengan damai ,memancarkan kerendahan hati yang bersemayam dalam dirinya. Tinggi ilmunya,tapi tetap rendah hati.

catatan: ditulis,sebagai warming up menyongsong Kompasianival 2019!

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun