Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

"Emak-emak" Produsen Hoaks ataukah Hanya Tumbal?

1 Maret 2019   07:19 Diperbarui: 1 Maret 2019   18:12 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Agaknya Perlu Nyinyir Mengingatkan Keluarga Kita!

Belakangan  ini nama komunitas "emak-emak" mendadak melambung tinggi, bagaikan kembang api yang ditembakan pada waktu menyambut New Year Eve. Tapi sayangnya melambung dalam konteks yang berbau negatif, yakni hoaks. Berawal dari wajah bonyok akibat :"dikeroyok " laki-laki tidak dikenal, hingga ribut mengenai "Pepes Emak Emak". 

Kalau selama ini kita hanya menikmati pepes udang, pepes ikan patin, ataupun pepes ikan teri, tapi belakangan ini pembendaharaan  kosa kata kita bertambah satu lagi, yakni ada :"pepes emak emak". Kondisi ini masih di perparah lagi dengan menjadi viralnya  puisi yang konon isinya :"doa mengancam Tuhan."

Membaca berita miris ini, sebagai kepala keluarga dan sekaligus seorang suami tentu saja saya menjadi lebih waspada untuk sesering mungkin memberikan kotbah kepada istri tercinta. Agar jangan pernah ikutan meneruskan pesan yang diterima, baik yang diterima dengan senang hati maupun yang masuk kedalam ponsel dengan cara paksa rela. Dari mulai perkara makan yang ini boleh dan itu tidak boleh dan berlanjut, hingga kalau makan mie instant bisa jatuh sakit. Padahal saya sudah mengonsumi mie instant ,sejak mulai beredar di Indonesia tapi bulan lalu hasil total medical check saya dinyatakan sehat walalfiat. 

Kembali ke Topik Pembicaraan

Nah kalau orang tua ngomong  atau menulis ya kayak gini. Judulnya lain yang ditulis malah melenceng kemana mana. Tapi syukur masih ingat untuk kembali ke jalan benar, yakni fokus ketopik tulisan. Karena kalau saya tulis  kembali ke topik artikel ,ntar akan menuai protes:"emangnya tulisan kayak ginian, sudah boleh dibilang :"artikel?" 

Nah hati-hati dan selalu mawas diri, untuk meminimalkan protes adalah cara terbaik untuk menghindari pecah rasa antara diri kita dan teman teman di dunia maya maupun di dunia lainnya.  Jangan lupa, dengan ikut menyebarkan hoaks atau me-reproduksi hoaks berarti kita ikut menyebar luaskan berita bohong yang dapat merugikan orang banyak.

Mari Kita Kawal Keluarga Kita

Daripada ikut latah meributkan masalah pepes emak emak, maupun doa mengancam Tuhan, alangkah baiknya kita kawal keluarga kita. Kalau perlu nyinyir setiap hari ingatkan anak istri kita, agar jangan pernah  mau dijadikan kuda tunggangan oleh siapapun termasuk dari  orang yang selama ini dianggap tokoh masyarakat. 

Begitu masuk berita hoaks atau berbau hoaks,langsung hapus! Dalam hal ini, jangan ada kata :"kasihan " atau" segan", karena sekali terjerumus maka kita akan menjadi  orang tahanan. Karena yang diseret ke Pengadilan bukan hanya produsen, tapi juga pengedar  hoaks. 

Langkah Sederhana Cegah Menjadi Penyebar Hoaks

  1. lakukan check and  recheck
  2. gunakan akal budi kita
  3. pastikan bahwa bermanfaat bagi orang banyak atau sekurangnya, tidak merugikan,
  4. bila ragu, lebih baik tekan tombol :"delete",ketimbang  terlanjur menekan tombol"share"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun