Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berkunjung ke Tempat Bersejarah, Mengingatkan Kita Makna Kemerdekaan yang Sesungguhnya

18 Agustus 2018   21:39 Diperbarui: 18 Agustus 2018   22:02 1102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di sinilah para pemuda yang berjuang untuk kemerdekaan dibariskan di tepi jembatan dan ditembak oleh tentara Belanda.

Ketika tubuh mereka terkulai ditembus peluru, para ibu hanya bisa meratapi kematian putra-putra mereka, bahkan jasad mereka dibiarkan hanyut oleh derasnya air batang  Agam ini.

Pada prasasti yang sudah memudar dimakan zaman, masih dapat dibaca tulisan tentang gugurnya para pemuda pejuang kemerdekaan negeri ini.

Makam Cut Nyak Dhien

dok. pribadi
dok. pribadi
Menurut petugas yang menemani kami selama berkunjung ke makam Cut Nyak Dhien ini, nama aslinya tertulis: Tjoet Nya Dhien dan lahir di Lampadang Kerajaan Aceh, 1848.

Dalam perjalanan hidupnya, bersama suaminya Teuku Umar, ia berjuang melawan Belanda. Namun, Teuku Umar gugur saat menyerang Meulaboh sehingga ia berjuang sendirian di pedalaman Meulaboh bersama pasukan kecilnya.

Cut Nyak Dien, saat itu, sudah tua dan menderita berbagai penyakit, namun semangatnya untuk melawan penjajahan tak kunjung padam.

Tetapi karena pasukan kecilnya tak berdaya terhadap pasukan Belanda, akhirnya Cut Nyak Dhien, ditangkap dan kemudian dibuang oleh Belanda. Cut Nyak Dhien diangkut menggunakan kapal laut dan sempat dibawa ke Jakarta yang pada waktu itu masih bernama Batavia.

Cut Nyak Dhien yang memang sudah terkena penyakit paru-paru, tidak mendapatkan perawatan apapun selama perjalanan jauh lewat kapal laut. Kemudian ia dipindahkan ke Sumedang secara rahasia untuk dipenjarakan di sini.

Namun Bupati yang bertugas pada waktu itu, melihat kondisi Cut Nyak Dhien yang sudah sangat parah tidak tega dan menitipkannya di salah satu rumah pengurus Masjid di Sumedang. Dan di sinilah Cut Nyak Dhien menghembuskan nafasnya yang terakhir.

Semakin Memahami Arti dan Makna dari Kemerdekaan RI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun