Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mungkinkah Luka akibat Gesekan Pilpres Serta Merta Pulih Usai Pemilu?

12 Agustus 2018   03:20 Diperbarui: 12 Agustus 2018   03:41 657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Munculnya Capres dan Cawapres secara resmi terasa sekali banyak yang terluka karena apa yang diharapkan ternyata bertolak belakang dengan apa yang terjadi. Bukan hanya dikalangan pemain yang lagi berlaga, tapi juga menimbulkan gesekan diantara para supporter kedua belah pihak. Walaupun ada penegasan dari beberapa kalangan Pemain, bahwa hanya kaget, tapi tidak kecewa, kita hargai dan maklumi sebagai ungkapan kesantunan dari jiwa yang dewasa.

Namun tentu kita juga maklum bahwa sesungguhnya rasa kekecewaan yang terjadi sangat melukai hati. Nah pertanyaannya apakah luka luka yang timbul akibat salah memberi harapan ataupun salah menafsirkan sebuah isyarat akan secara serta merta akan pulih usai Pemilu? Tentu kita semuanya berharap demikian hendaknya.

Semakin Keder dan Ciut

Karena memang sama sekali tidak mengerti tentang politik, maka akhir-akhir ini secara diam-diam saya mencoba mengikuti perkembangan politik yang terjadi di negeri kita. Maksud hati, setidaknya  saya tidak mempermalukan diri sendiri karena tidak paham sama sekali hal-hal yang berhubungan dengan politik.

Akan tetapi semakin mengikuti, semakin membuat hati  dan nyali saya menciut. Ternyata benar, seperti kisah-kisah kuno bahwa dalam politik, orang tidak mengenal sahabat dan lawan. Pokoknya apabila menguntungkan dan memberi peluang untuk bisa memenangkan pertarungan maka lawan bisa dirangkul dan sahabat bisa diabaikan. 

Begitu kira kira yang dapat saya tangkap atau katakanlah apa yang dapat saya rasakan. Entah perasaan ini benar atau karena karena faktor usia, maka secara pribadi saya menjadi semakin bawa perasaaan sejujurnya saya tidak bisa menjawabnya dengan tepat.

Apalah  Artinya Satu Suara ?

Tulisan ini tentu sama sekali tidak menyinggung tentang Pemilu yang sudah didepan mata. Karena apalah artinya satu suara dari diri saya? Nothing! Sama sekali tidak ada artinya walaupun sebagai warga negara yang baik saya sudah secara sah terdaftar sebagai Pemilih Tetap di  Wilayah Australia Barat,

Pelajaran hidup yang sangat berharga ini, semakin memantapkan saya untuk fokus menulis tentang hal-hal lainnya, walaupun terkesan tulisan saya itu ke itu juga. Setidaknya tekad untuk terus menulis dapat saya aplikasikan walaupun terkadang menjadi sangat sulit. Apalagi sejak seminggu ini, untuk bisa login di Kompasiana saja sungguh butuh kesabaran yang luar biasa..

Pelajaran yang dapat dipetik, yakni ternyata benar, bahwa dalam urusan politik tidak ada istilah sahabat sejati dan juga tidak ada lawan abadi. Bilamana menguntungkan, lawan boleh dirangkul dan sahabat boleh ditinggalkan, demi untuk kepentingan yang lebih besar.

Sebagai Warga negara Indonesia yang baik, saya dan istri sudah resmi terdaftar untuk ikut pemilu di Western Australia dan ikut berdoa semoga Indonesia kembali bersatu. damai, dan sejahtera

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun