Tulisan ini terinspirasi dari pertemuan  saya dengan istri, bersama adik kami yang bersuamikan Sandro, pria Italia serta sepupu kami Mei dan suaminya Aho yang berasal dari Malaysia. Â
Pada pertemuan  kemarin, kami merayakan tiga ulang tahun sekaligus dalam waktu bersamaan. Yakni, ultah ke 75 istri saya, ultah pernikahan ke 25  Margaretha dan Sandro,s erta sekaligus ultah pernikahan ke 35 sepupu kami Mei dan Aho.Â
Santap malam bersama sekaligus merupakan pesta perpisahan karena kemarin sore sepupu kami dan suaminya sudah harus kembali ke Malaysia. Kami baru menyadari bahwa kami berenam adalah sama sama pernah berprofesi sebagai seorang guru, bahkan Margaretha dan suaminya hingga saat ini masih aktif bertugas sebagai guru di Italia dan sedang dalam liburan musim panas.
Sejak menjadi guru di tahun 70 an, kami sudah memiliki impian untuk suatu waktu berkunjung ke Italia, tapi hanya kami berdua yang tahu. Karena bila ada orang lain yang mendengarkan, maka mungkin kami dikira sudah sinting. Karena untuk hidup saja sebagai guru, sudah morat marit, malah bermimpi mau ke Italia segala.Â
Menghadapi  perjalanan hidup yang mendera lahir batin, tidak mampu mengubur impian kami berdua. Kami yakin, suatu waktu impian kami akan menjadi kenyataan. Kapan? Sungguh pada waktu itu, saya tidak mampu menjawabnya.
Where There is a will, there is a way
Falsafah hidup yang sudah tertanam dalam di hati adalah "Dimana ada kemauan, pasti disana akan ada jalan" Tentu harus diikuti dengan kerja keras dan pantang menyerah. Tapi menekuni falsafah hidup ini ternyata sungguh tidak semudah mengucapkannya.Â
Entah berapa puluh kali, celah yang kami kira adalah jalan menuju ke impian, ternyata justru adalah lubang yang menyebabkan hidup kami semakin terperosok. Tapi kehidupan harus terus berlanjut, karena ilmu kehidupan mengajarkan bahwa meratapi nasib tak akan mengubah apapun bahkan hanya akan memperburuk keadaan.
Hidup adalah sebuah perjalanan panjang dan kami bersyukur, akhirnya kami tiga pasang suami istri yang sama sama pernah mengeluti pekerjaan sebagai pengajar dan pendidik, kemarin secara bersamaan tiba digaris finish, yakni mencapai impian kami bersama, yakni  untuk bisa bersama sama  berjumpa di Italia.
Kini pasangan Mei dan Aho memasuki pensiun sudah memiliki satu unit apartement di Pulau Penang dan sudah lunas. Kami juga masih memiliki satu unit apartement di Kemayoran dan kini kami tinggal  di Apartement milik pasangan Margaretha dan Sandro di Padova yang cukup besar dan luas.
Ternyata untuk dapat meraih impian kami secara bersamaan,sungguh tidaklah muda.Dari saling berbagi kisah hidup,yang dapat disimpulkan adalah sejak awal selalu :
- fokus pada impian
- yakin diri
- kerja keras dan cermat
- jangan pernah menyerah
- jauhkan diri dari hidup konsumtif
- menabung untuk mewujudkan impian
- menolak godaan untuk membeli ini dan itu
- dan jangan pernah membiarkan impian terkubur
- memahami bahwa menjadikan impian jadi nyata adalah perjalanan panjang
Dan apa yang ditulis diatas adalah sepotong resep hidup untuk mewujudkan impian demi impian hidup yang sudah kami buktikan  bersama sama.
Semoga tulisan ini mampu menjadi inspirasi dan sekaligus motivasi bagi banyak orang bahwa dalam hidup ini tidak ada yang mustahil. Bila kita percaya dan mau bekerja keras dan cermat untuk mewujudkannya.
Tjiptadinata Effendi