Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rambu Kehidupan, "Lupakan yang Diberikan, Ingat yang Diterima"

11 Juli 2018   17:22 Diperbarui: 11 Juli 2018   17:36 1008
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: satujamcom

Seperti halnya dalam kehidupan berlalu lintas,ada rambu rambu yang mengatur agar setiap pengguna jalan raya selamat dari berbagai kemungkinan terjadinya kecelakaan, maka dalam arus kehidupan juga ada rambu rambu yang harus dipatuhi dan dijadikan pedoman dalam menjalani kehidupan. Namun bedanya, tanda tanda berlalu lintas kasat mata, sedangkan rambu rambu kehidupan, tidak tertulis melainkan harus dipahami dan diaplikasikan disepanjang perjalanan hidup kita.

Ada banyak hal hal penting,yang dapat dipelajari dan dijadikan pedoman hidup namun ada 2 hal yang merupakan rambu rambu penting yang seringkali dilupakan orang, yakni "Melupakan kebaikan yang kita lakukan, namun selalu ingat akan kebaikan orang terhadap kita, sekecil apapun bilamana hal ini diterapkan secara konsisten akan merupakan cara efektif untuk membangun sikap mental kita, yakni "ketika kita menolong orang lain atau ketika kita berbuat kebaikan kepada seseorang, tidak perlu dibesar besarkan dan ditonjolkan untuk mengedepankan bahwa diri kita adalah orang baik.

Sebaliknya, betapapun kaya rayanya kita suatu waktu entah karena apa, pasti pernah menerima bantuan orang lain. Mungkin bukan dalam bentuk materi tapi dalam bentuk lain yang bersifat non materi. Sekecil apapun pemberian orang lain terhadap kita jangan pernah melupakannya. Karena salah satu bentuk manusia yang kerdil didunia ini adalah orang yang gampang melupakan budi baik orang lain. 

Dua Sudut Kehidupan

Hal yang tampaknya sangat sepele, tapi sesungguhnya merupakan dua sudut kehidupan yang menjadi penyangga diri kita agar jangan sampai kita lupa diri. Sehebat apapun kedudukan kita dalam kehidupan bermasyarakat menjadi tidak berharga bilamana dalam perjalanan hidup selalu  menonjolkan kelebihan diri, kebaikan dan pencapaian pencapaian pribadi. Suatu waktu setiap orang pasti akan turun panggung dan begitu turun panggung ,orang akan segera melupakan diri kita.

Sebaliknya, bila kita mampu mengontrol diri untuk tidak mengedepankan kebaikan kebaikan dan jauh dari pamer diri, maka sampai kapanpun dihati orang banyak kita tetap hidup dan dihargai. Walaupun kita bukan tipe manusia yang menunggu nunggu penghargaan orang lain, tapi apalah artinya hidup ini bila orang tidak lagi menghargai keberadaan kita?

Hanya sebuah renungan kecil, menjelang malam tiba, semoga ada manfaatnya.

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun