Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Harapan adalah Kekuatan agar Mampu Bertahan Hidup

14 Juni 2018   06:44 Diperbarui: 14 Juni 2018   07:17 827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: society6.image

Harapan Tantangan dan Kerja Keras

Harapan memberikan kita kekuatan untuk mampu bertahan hidup menghadapi berbagai kemelut hidup. Berharap suatu waktu badai  akan berhenti dan kegelapan akan sirna dengan terbitnya sinar mentari. Harapan inilah yang membuat kami tegar menjalani hidup menderita,selama tujuh tahun Didera rasa lapar, menyaksikan anak istri terkapar sakit tanpa ada lagi yang bisa dijual untuk membeli obat. Menyaksikan putra kami berkali  kali mengalami kejang kejang karena kurang gizi dan hidup ditempat kumuh. Tak ada yang mau singgah mengulurkan tangan. Sungguh barang siapa yang berharap pada manusia, maka ia akan kecewa. Karena disaat saat menjalani hidup dalam lumpur kehidupan,orang lupa pada kita. Seperti kata pribahasa," Bila anda tertawa, maka seluruh dunia akan ikut tertawa,tapi bila anda menangis,maka merataplah seorang diri" Hal inilah yang kami alami selama tujuh tahun lamanya

Namun harapan saja, tidak cukup, melainkan harus diisi dengan kerja keras tanpa pernah menyerah. Yakin diri,bahwa setelah melalui jalan terjal kehidupan pasti akan ada kehidupan yang lebih baik. Disaat seperti inilah sikap mental kita diuji. Mampukah kita lulus dalam ujian hidup atau tidak? Kalau dalam kisah perampokan, biasanya dituliskan, "Menyerah atau mati!" 

Dalam keartian, kalau kita menyerahkan apa yang diingini perampok, maka kita tidak akan dibunuh. Tapi dalam bidang kehidupan lainnya, justru sebaliknya, "Menyerah berarti kematian! karena bilamana orang sudah menyerah,berarti sudah putus asa. Dan orang yang putus asa,sudah mati,sebelum kematian yang sesungguhnya menjemputnya"

Bagaikan Mimpi

Setelah lulus dalam ujian kehidupan,yang kami tempuh selama sekitar 2000 hari siang dan malam,bersyukur kepada Tuhan, kehidupan kami berubah total. Hingga kini, bila sesekali saya bermimpi , seakan masih tinggal di pasar tanah kongsi, ketika terbangun, pakaian saya basah oleh keringat dingin. 

Hal ini menjadi alaram bagi saya pribadi agar selalu mengawali hari hari dengan bersyukur dan menjauhkan diri dari segala kesombongan. Karena sudah pernah merasakan pahitnya empedu kehidupan

Walk and walk on with hope in your heart and you'll never walk alone.! 

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun