Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tugas Guru adalah Mengajar dan Mendidik, Bukan Menghajar

30 Agustus 2017   09:25 Diperbarui: 30 Agustus 2017   20:23 2321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Depositphotos

Mengajar dan Mendidik, Tidak Harus Menghajar

Setiap orang tentu saja memiliki cara dan gaya tersendiri dalam mendidik anak anaknya.Dan bukan hak kita untuk ikut campur,urusan keluarga orang. Ada yang mengantungkan rotan dirumahnya,mungkin untuk mengingatkan kepada anak anak mereka: "Awas ,kalau kalian nakal,rotan sudah menunggu". Bahkan saya menyaksikan sendiri ,tetangga saya menghajar anaknya dengan ikat pinggang ,hingga berdarah darah. Istrinya yang sampai berlutut ,untuk memohonkan pengampunan bagi anaknya,malah didorong hingga terjengkang,

Gaya mendidik dan mengajar ini,terbawa hingga keranah sekolah. Ada guru yang memukuli dengan penggaris,mencubit dan menampar murid muridnya. Ironisnya,ramai ramai netizen membela .Dengan alasan,:"Guru memukul anak muridnya,karena ingin mendidik mereka"

Teliti Dulu Sebelum Menghakimi dan Sebelum Membela

Konon ada guru di Sumatera Selatan yang di polisikan ,karena memukul muridnya.Terus bertubi tubi pembelaan terhadap sang guru.Melakukan pembelaan secara online,tentu saja tidak ada salahnya.Bahkan terkadang diperlukan. Tapi kalau kita tidak tahu masalahnya,janganlah buru buru tampil sebagai pembela. 

Cobalah berpikir dengan tenang,seandainya,guru memang "hanya" mencubit muridnya,masa iya orang tua langsung ke Polisi? Bukankah berurusan dengan Polisi butuh waktu dan tenaga? Tapi kalau tangan anaknya dicubit hingga membiru atau terluka,nah orang tua manapun pasti tidak akan menerimanya. Coba bayangkan andaikan terjadi atas diri anak kita sendiri,gimana?Makanya diperlukan kedewasaan dalam bersikap.jangan terburu buru menghakimi,tapi jangan pula terburu buru melakukan pembelaan, Karena secara otomatis,bila membela guru yang menghajar muridnya,kita sudah menghakimi orang tuanya,

Saya juga pernah menjadi guru,di SD St.Fransiscus di Kota Padang dan Juga pernah menjadi guru di SMP Pius juga masih di Padang, Tak sekali juga saya menyentuh murid saya.Mereka sangat menyayangi diri saya.Terbukti baru baru ini,saya diundang makan oleh beberapa mantan murid saya.Mereka sudah menjadi Pengusaha sukses,Perwira di TNI ,Pimpinan Bank,dokter ,pengacara dan sebagainya.

Perlukah Pakai Kekerasan Dalam Mendidik Anak ?

Disiplin dan ketegasan dalam mendidik,tentu perlu diterapkan,tapi tidak berarti harus menggunakan kekerasan.Walaupun dengan mengedepankan :"maksudnya baik,yakni mendidik"

Sewaktu kuliah di Insitut Keguruan dan Ilmu pendidikan di Padang,tidak pernah ada dalam kurikulum,bahwa cara mendidik anak murid adalah dengan menggunakan kekerasan.Murid murid saya,nakalnya luar biasa. Tapi saya dekati mereka ,bukan untuk dihajar,melainkan diajar dengan cara pendekatan. Sehingga mereka menangis.Menanggis bukan karena dipukul atau dicubit,melainkan karena disentuh hatinya. Sejak saat itu satu persatu,bagaikan sudah menjadi bagian dari keluarga kami. Mereka datang berkunjung kerumah kami. Membantu membersihkan laman, membawakan makanan untuk ayam dan itik,tanpa diminta ,apalagi disuruh. 

Hingga kami ketemu bulan lalu,walaupun rata rata usia mantan murid saya sudah berusia diatas 60 tahun,tapi kami sangat akrab. Malah hingga pagi ini,masih mendapatkan WA dari Harifuddin ,yang sukses sebagai kontraktor di Surabaya:"Assalamualaikum pak. Ini Harifuddin,masih ingat nggak pak,Murid bapak di SD dulu?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun