Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kenakalan Orang Tua Jangan Dianggap Remeh

30 Juli 2017   17:05 Diperbarui: 30 Juli 2017   17:55 1142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: deposit photos

Kenakalan Orang Tua Yang Perlu Segera Dibenahi
Selama ini yang sudah sering terdengar adalah pembahasan atau seminar tentang :"Kenakalan Remaja dan Cara Mengatasinya" . Lama kelamaan terbentuklah sebuah paradigma yang keliru,yakni seakan terganggunya keharmonisan dalam rumah tangga,penyebabnya adalah  berasal dari anak anak. Belum pernah mendengarkan tentang bagaimana mengatasi kenakalan dari orang tua. Anak anak dan kaum muda wajib menghargai dan menghormati orang tua.Tapi jangan lupa,bahwa orang tua bukanlah malaikat,melainkan tetap manusia biasa yang bisa melakukan berbagai kesalahan.Baik karena disengaja,maupun dilakukan secara tanpa sadar.

Bilamana hal ini dibiarkan berlanjut,maka semakin lama,masyarakat menempatkan orang tua diposisi yang tak tersentuh .Hal ini sangat membahayakan bagi pendidikan anak anak. Karena anak anak sangat kental dalam meniru prilaku orang tuanya. Anak anak yang sering mendapatkan perlakuan kekerasan,seperti dipukul dan disiksa semasa kecil,maka dalam alam bawah sadarnya terbentuk suatu metoda cara mendidik anak,yang dicopy paste dari orang tuanya.

Kelak ketika anak menjadi dewasa dan membentuk keluarga sendiri,maka hampir dipastikan ia akan menerapkan hal ini. Yakni kekerasan sebagai jalan untuk mendidik anak anak mereka.

Tulisan ini bukanlah berdasarkan hasil dari kajian ilmiah,melainkan ditulis berdasarkan pengalaman empiris ,selama tiga perempat abad hidup di dunia ini. Karena kami berdua tidak penah menggunakan cara kekerasan dalam mendidik anak anak,maka kini ketika anak anak kami sudah memiliki keluarga sendiri,mereka juga tidak menggunakan  cara pemukulan ,sebagai metoda untuk mendidik.

Seandainya diadakan seminar tentang kenakalan orang tua,mungkin sebagian besar akan protes .Karena kuatir wibawa orang tua anjlok dari langit ketujuh langsung ke bumi. Makanya selama ini yang hampir setiap hari kita dengar dan baca di media ataupun dibahas di berbagai saluran televisi hanyalah tentang kenakalan kaum remaja saja.

Orang Tua Jangan Hanya Bisa Berkothah


Para orang tua tampil berbicara mengebu-gebu dengan segala kemampuan retorikanya  menampilkan dan membahas tentang kenakalan remaja. Namun sesungguhnya kita harus jujur pada diri sendiri. Sebagai orang tua kita selalu mengajarkan anak-anak kita, untuk selalu berpikir, bertindak dan berbicara jujur. Sesungguhnya alangkah bijaknya, bila sebelum mengajarkan orang lain, siapapun adanya  tentang arti dan makna sebuah kejujuran, perlu diawali dengan jujur pada diri sendiri.

Contoh Kenakalan Orang Tua

  • Apa yang diucapkan adalah perintah
  • Tidak boleh dibantah
  • Tidak ada diskusi
  • Tidak mendidik anak untuk menerapkan hidup berbagi
  • Mengajarkan  beribadah,tapi diri sendiri jarang melakukannya
  • Anak anak dilarang merokok,tapi diam diam orang tua merokok
  •  Melarang anak bertengkar, tapi orangtua berantem didepan anak
  •  Nasihati anak agar pandai bergaul. orang tua tidak akur dengan tetangga
  •  Ayah sibuk cari uang, ibu sibuk arisan, anak mau bikin apa terserah
  •  Kamar anak-anak harus rapi, kamar orangtua brantakan
  •  Anak-anak harus berhemat, tapi ibu beli tas yang harganya jutaan
  •  Dan seterusnya

Orang Tua Perlu Membuka Diri

Dengan membuka diri  bahwa sebagai  orangtua, kita juga terkadang,baik sadar ataupun tidak telah melakukan kekeliruan, maka tidak ada salahnya minta maaf pada anak dan mengubah prilaku buruk kita.

Orang tua adalah role model bagi anak anaknya,seharusnya memberikan contoh teladan yang bisa dijadikan panutan bagi anak anak. Kalau bukan kita yang mendidik anak anak kita, siapa lagi?Tugas orang tua,bukan hanya membesarkan anak anak,tapi sekaligus mendidik mereka menjadi manusia yang bermanfaat bagi dirinya,keluarga dan orang lain. Menasihati anak anak tentu saja sangat baik.Akan tetapi contoh teladan adalah pelajaran paling efektif dan berharga bagi anak anak kita. Karena contoh yang baik,adalah jauh lebih efektif dibandingkan 100 kothbah yang mengambang.

Dari sebatang pohon yang tidak sehat,mustahil akan diperoleh buahan yang dapat dinikmati.Jaman feodal sudah lewat,dimana orang tua ditempatkan sebagai wakil Tuhan di dunia ini. Karena merasa sebagai wakil Tuhan,maka orang tua tidai bersedia dinasihati anak anak.

Pengalaman Pribadi

Kalau menuliskan tentang teori,maka jauh lebih lengkap berselancar di google. Disana semua penyelasan ada ,secara mendetail. Karena itu perlu pengalaman pribadi dituliskan,dengan harapan ada manfaatnya bagi orang banyak.

Suatu hari ,saya ditelpon putra pertama kami . "Papa,ini ada surat dari kantor Polisi Western Australia atas nama papa. Mungkin Surat Tilang.Boleh saya buka?"

" Ya ya boleh" jawab saya dengan perasaan yang cukup menegangkan.Beberapa saat kemudian :" Benar papa. Ada denda dua kali. Masing masing $.210. dolar. Papa melanggar kecepatan.Seharusnya maksimal 80 Km perjam.tapi papa mengemudikan kendaraan dengan kecepatan 90 Km perjam. Tidak apa apa ,biar dendanya saya yang bayar.Tapi papa hati hati saja kalau lagi menyetir  " Jawab putra kami yang tinggal di Perth

"Oya ,sorry ya ,lain kali papa hati hati.Terima kasih sudah membayarkan $420 dolar " Jawab saya dengan nada menyesal. Karena kurang hati hati,sudah dikasih mobil oleh putra kami,tapi karena kendaraan masih belum diganti nama dan masih nama putra kami,maka disamping di denda ,point Driver Lisence nya juga dipotong.

Pelajaran pahit bagi saya sebagai orang tua.Tapi saya tidak malu untuk minta maaf.Dan sejak saat itu kalau mengemudikan mobil,selalu diingatkan oleh istri saya untuk tidak ngebut. Walaupun sesungguhnya secara pribadi saya bukan tukang kebut,tapi dalam perjalanan,secara tanpa sadar,kendaraan melaju lebih kencang dari batas minimal

Semoga tulisan ini ada manfaatnya bagi orang banyak

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun