Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Imlek untuk Aplikasikan Hidup Berbagi

5 Februari 2016   19:20 Diperbarui: 15 Juni 2016   12:45 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tradisi :” Soja”

Tradisi :”soja” sudah merupakan tradisi turun temurun. Yang merasa lebih muda atau derajat dalam keluarga berada ditingkat lebih muda, harus terlebih dulu melakukan :”soja” kepada orang tua atau yang di tuakan.

Namun bagi yang tidak merayakan imlek, tidak ada keharusan untuk memberikan hormat dengan cara :”soja “ ini.,yakni dengan mengangkat kedua tangan yang dikepalkan . Mereka yang tidak merayakan Imlek,cukup dengan salaman dan mengucapkan :”Selamat Imlek”

Tradisi "Kui"

Tradisi :”kui” yang mirip dengan “sukeman” di Jawa, yakni berlutut dihadapan orang tua, Biasanya dilakukan oleh anak mantu ,terhadap orang tua atau mertua. Namun sejak sepuluh tahun belakangan, tradisi ini,sudah sama sekali tidak pernah di praktekan lagi, Seiring dengan perkembangan jaman, orang menganggap ,cara ini sudah kuno dan tidak up todate lagi untuk diterapkan.

Sembahyang Tuhan


Sehari sebelum Imlek, disebut sebagai :tahun baru kecil” ada acara khusus,yakni melakukan :’Sembahyang Tuhan” .Dengan mempersembahakan buah buahan,seperti jeruk dan tebu,serta buahan lainnya. Uniknya,karena semuanya akan dipersembahkan kepada Tuhan,maka buah harus dipetik langsung dari pohonnya dan tidak boleh dilangkahi. Begitu juga dengan tebu,harus dicabut bersama akar nya dan harus utuh dengan daun daunya. Sama halnya dengan buah buahan, tebu ini juga tidak boleh dilangkahi oleh siapapun.

Tetapi, seiring dengan perkembangan jaman, acara :”Sembahyang Tuhan” inipun sudah hampir tidak tampak lagi dilakukan.

Pada malam ini ,rumah tidak boleh disapu,karena dipercayai ,akan mengurangi rejeki. Semua anggota keluarga yang sudah dewasa, harus menunggu hingga acara sembahyang Tuhan ini,usai menjelang subuh.

Bagi yang keuangannya cukup. Biasanya persembahan ini ,dilengkapi dengan  sepasang kambing .Usai acara, maka seluruh tetangga dibagikan kue dan kalau ada kambing, juga ikut dibagikan. Tujuannya adalah,semakin banyak berbagi ,semakin banyak yang akan mendoakan, demi untuk hidup yang semakin sukses

Tidak Harus Budha

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun