Â
Hal Hal yang Perlu Dijauhkan Agar Jangan Mempermalukan Diri Sendiri
Kalau kita dipermalukan oleh orang lain, secara serta merta kita meradang,marah dan protes keras. Bahkan tidak jarang rasa jengkel dan tidak puas diri tak hanya sebatas memberikan hak jawab ataupun protes, malah bisa berlanjut menjadi pemutusan pertemanan, bahkan meningkat menjadi permusuhan.
Namun anehnya tidak sedikit orang yang entah sadar atau mungkin lupa diri justru melakukan hal hal yang memberi peluang untuk mempermalukan diri nya sendiri. Nah, bagi yang sadar,namun tetap melakukannya, tentu tidak perlu membaca artikel ini.
Bagi yang mungkin karena ketidak tahuan atau kurang memahaminya, maka diharapkan tulisan kecil ini ada manfaatnya atau setidaknya merupakan input yang berguna.
Perlu Dijauhkan
- Menuliskan pengalaman orang lain dan mengakui seolah pengalaman pribadi kita
- Memberikan tuntunan bagaimana bisnis yang baik, padahal diri sendiri belum pernah berbisnis
- Mengajarkan orang tentang bagaimana hidup berbagi, padahal kenyataannya tak sekali juga menerapkannya dalam kehidupan pribadi
- Memberi nasihat bagaimana agar dalam keluarga hidup rukun dan damai ,kenyataannya dalam keluarga sendiri,saling musuhan
- Memberi petuah, bagaimana hidup saling mengasihi dalam keluarga, ternyata istri dan anak sendiri dikasari
- Menulis petata petitih ,bagaimana seharusnya hidup saling mengasihi ,namun ternyata penulisnya sendiri tidak tahu arti dan maknanya
- Menyarankan orang untuk saling memaafkan, namun hidup pribadi menyimpan dendam pribadi
- Mengajarkan kepada orang banyak,agar jangan sembarangan menghakimi orang lain, namun dalam kehidupan pribadi sangat mudah melemparkan kesalahan pada orang lain
Mengapa Orang Berani Menuliskan Suatu Hal Yang Sesungguhnya Tidak Sesuai dengan Realita Hidupnya:
Sangat yakin,bahwa tidak akan tidak akan ada orang yang bakalan mencocok cocokkan data yang ditulis, dengan fakta yang ada.Lupa, bahwa sesuatu yang tidak terduga,bisa saja terjadi tanpa disangka sangka dan mengedepankan fakta yang bertolak belakang dengan apa yang ditulis.
Inilah kesalahan cara berpikir yang harus dijernihkan lewat introspeksi diri.
Contoh Aktual:
Ketika saya menulis tentang cuplikan biografi kami, bahwa kami pernah tinggal di :
- Pasar Tanah Kongsi – Padang
- Pernah tinggal di Jalan Bunda I /Wisma Indah – Padang
- Pernah berkerja sebagai buruh di PT Pikani –Timbang Deli – km 34 Medan
Ternyata ketiga lokasi tersebut di datangi, bahkan difoto oleh pembaca dan mengkonfirmasikan, ternyata memang apa yang saya tulis adalah berdasarkan fakta.
Andaikata saya menuliskan kebohongan, maka sejak saat itu, apapun yang saya tulis, tak akan dibaca orang lagi.Bahkan mungkin melihat photo profile saya terpajang, sudah menimbulkan rasa mual bagi orang banyak. Karena merasa selama ini ,saya hanya membohongi pembaca dengan menuliskan kisah kisah hidup semu.semata mata hanya untuk menarik simpati dan banyaknya pembaca.
Tidak Ada Kata Terlambat Untuk Berubah
Never too late to change. Tidak ada kata terlambat untuk berubah. Seandainya,karena kurangnya pemahaman ataupun mungkin terdorong oleh hasrat hati untuk mendapatkan banyak pembaca,maka tidak ada kata terlambat untuk mengubahnya.
Tentu saja kalau ada niat baik mulailah menulis apa adanya. Atau kalau senang berimaginasi, tulisan bisa di tempatkan di kanal fiksi. Disana kita boleh menulis apa saja yang ada dalam imaginasi kita,tentunya dengan memperhatikan aturan dan koridor yang ditetapkan.
Menulis sesuai kenyataan, memberikan kita kesempatan untuk menulis dengan penuh kebebasan. Setiap waktu orang boleh boleh saya meniti jejak tulisan kita untuk mengetahui sejauh mana tulisan kita mengandung kebenaran.
Salah satu manfaat menulis adalah terapi pikiran dan jiwa, agar jauh dari kepikunan dan mendapatkan kedamaian didalam hati. Jangan sampai menulis malah menjadi boomerang bagi diri kita, karena menuliskan hal hal yang sesungguhnya kita sendiri belum pernah mengaplikasikannya dalam kehidupan pribadi kita
Menulis dengan jujur, adalah jalan untuk meniti hidup tanpa beban. Kendati resikonya tulisan kita tidak akan dibaca banyak orang dan bahkan mungkin saja tidak mendapatkan tempat terhormat dalam sebuah medsos.
Hidup adalah sebuah pilihan dan setiap pilihan selalu mengandung resiko.
Mt.St.Thomas, 5 Oktober, 2015
Tjiptadinata Effendi
Â
Â
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI