Mohon tunggu...
Tjhen Tha
Tjhen Tha Mohon Tunggu... Insinyur - Speed, smart and smile

\r\nIa coba menjelaskan bahwa kebiasaan dalam keluarga kita selalu menggunakan nick-name atau panggilan sayang, huruf (i) didepan nama Tjhentha bukanlah arti turunan produk Apple seperti iPhone, iPad atau iPod tapi itu adalah sebutan sayang untuk orang yang dicintai. jadi huruf (i) di depan nama itu bukanlah untuk maksud pembeda gender. Tjhentha itu sendiri berasal dari dua suku kata Tjhen Tha, karena dulu belum ada huruf C maka di tulis Tj dan aslinya adalah Chen Tha yang berarti Cin-Ta.\r\niCinta dalam artian makna orang yang dicintai dalam kondisi pasif (dicintai) karena ia masih dalam kandungan. Ketika ia sudah lahir, iCinta berubah menjadi Cinta yang berubah peran jadi aktif sebagai kata kerja atau kewajiban (mencinta). Kewajiban Cinta sama derajadnya seperti kewajiban sholat, haji, puasa, zakat dll. sebagaimana dituliskan dalam Qs 42:23.\r\n“Katakanlah hai Muhammad, tidak aku pinta upah atas dakwahku kepada kalian melainkan kecintaan kalian kepada keluargaku (Ahlulbait).”\r\nOrang tuaku menyampaikan pesan dan wasiatnya dalam namaku untuk membayarkan utang mereka kepada Rasulullah yang telah mengajarkan Islam kepada mereka.\r\nSemoga aku bisa membayar hutang-hutang kami kepada Rasulullah saw dengan men-Cintai Ahlulbaitnya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

People Power

11 September 2021   07:34 Diperbarui: 11 September 2021   07:35 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terminologi politik "People Power" umumnya diartikan sebagai kekuatan rakyat yang melakukan pergerakan untuk melawan kekuatan tyrant untuk menuju keadaan yang lebih baik. 

Kita mendengar istilah ini pada saat rakyat Philipina menumbangkan Presiden Marcos atau rakyat Indonesia pada pemerintahan Suharto. 

Namun istilah "Power" dalam keteknikan juga diartikan sebagai tenaga listrik. Pada tulisan ini kita akan membahas campuran dari kedua terminologi politik dan keteknikan. 

Berawal dari perang dagang antara Amerika dan China pada masa pemerintahan Presiden Trump, semua perusahan yang berafiliasi dengan Amerika diminta agar keluar dari China. 

Bagi negara-negara tetangga di kawasan Republik Rayat China berita ini seperti hembusan angin segar (wind fall) dan berharap ada investasi baru yang akan masuk ke negara mereka.

Indonesia termasuk salah satu tujuan utama para investor dan sudah menyiapkan power yang cukup untuk mensuplai kebutuhan industri. 

Namun pada detik-detik terakhir industri itu berbelok kepada Vietnam, dengan dalih pelayanan ketenaga listrikanya lebih baik. 

Sebenarnya tidak ada yang istimewa dengan kelistrikan Vietnam karena sebenarnya mereka  masih mengimport listriknya dari China. 

Jadi ini hanya sebuah drama antara Trump dan China sementara industri-industri tersebut masih dalam kendali China.

Untuk merawat keberlangsungan agar industri-industri tetap betah dan nyaman dari serangan isu lingkungan dan pajak karbon, Vietnam mulai membangun energi bersih (clean power) dari PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya). Salah satunya dengan menggunakan PLTS atap atau "rooftop PV" yang dipasang dirumah-rumah penduduk. 

Bersolek dan berdandan seperti Vietnam serta berharap industri dan investor mau masuk, Indonesia mulai mencanangkan program PLTS atap atau "rooftop PV" yang akan dipasang dirumah-rumah rakyat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun