Mohon tunggu...
Tjhen Tha
Tjhen Tha Mohon Tunggu... Insinyur - Speed, smart and smile

\r\nIa coba menjelaskan bahwa kebiasaan dalam keluarga kita selalu menggunakan nick-name atau panggilan sayang, huruf (i) didepan nama Tjhentha bukanlah arti turunan produk Apple seperti iPhone, iPad atau iPod tapi itu adalah sebutan sayang untuk orang yang dicintai. jadi huruf (i) di depan nama itu bukanlah untuk maksud pembeda gender. Tjhentha itu sendiri berasal dari dua suku kata Tjhen Tha, karena dulu belum ada huruf C maka di tulis Tj dan aslinya adalah Chen Tha yang berarti Cin-Ta.\r\niCinta dalam artian makna orang yang dicintai dalam kondisi pasif (dicintai) karena ia masih dalam kandungan. Ketika ia sudah lahir, iCinta berubah menjadi Cinta yang berubah peran jadi aktif sebagai kata kerja atau kewajiban (mencinta). Kewajiban Cinta sama derajadnya seperti kewajiban sholat, haji, puasa, zakat dll. sebagaimana dituliskan dalam Qs 42:23.\r\n“Katakanlah hai Muhammad, tidak aku pinta upah atas dakwahku kepada kalian melainkan kecintaan kalian kepada keluargaku (Ahlulbait).”\r\nOrang tuaku menyampaikan pesan dan wasiatnya dalam namaku untuk membayarkan utang mereka kepada Rasulullah yang telah mengajarkan Islam kepada mereka.\r\nSemoga aku bisa membayar hutang-hutang kami kepada Rasulullah saw dengan men-Cintai Ahlulbaitnya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

People Power

11 September 2021   07:34 Diperbarui: 11 September 2021   07:35 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun belom sempat semangat dan gegap gempita itu didengar rakyat beberapa akademisi dan guru besar dari UI, ITB dan ITS tampil memainkan terminologi politik penentangan terhadap program tersebut. 

Mereka menyuarakan kepentingan perusahaan bahwa "rooftop PV" akan menganggu keandalan system dan menurunkan demand listrik yang pada akhirnya memangkas profit perusahaan listrik. 

Sudah semestinya akademisi tetap bermain di zona netral kepentingan agar tidak menjadi tyrant pembodohan masyarakat. Serta memberi kesempatan kepada pemerintah menjalankan fungsi kebijakan publik untuk kepentingan nasional yang lebih luas. 

Berbagai "demand creation" atau pembentukan pasar listrik yang dilakukan pemerintah beberapa diantaranya seperti pengenalan kompor listrik, penggunaan mobil listrik, konversi sepeda motor listrik dan pembentukan kawasan industri terpadu. 

Berikut salah satu contoh "demand creation" yang mungkin dilakukan pemerintah Belanda. 

Pada awal tahun 2017 Belanda mencanagkan program energi bersihnya dan menciptakan rekord yang pertama di dunia, dimana mereka berhasil mengoperasikan kereta api (train) yang menggunakan listrik yang bersumber dari energi angin (Wind Turbine). 


Walaupun digerakkan oleh angin namanya tidak ujuk-ujuk berubah menjadi kereta angin tapi tetap kereta api atau train. 

Konteks yang sama dapat dilakukan disini oleh pemerintah Indonesia. Saat ini Indonesia sedang membangun LRT (Light Rail Transit) di Jakarta dan Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung yang akan diresmikan pada akhir tahun 2022 mendatang. 

Presiden Jokowi mungkin bisa menjadikan moment indah ini dengan menjadikan Indonesia negara yang pertama kali di dunia menggerakan kereta api dengan 100% sumber energinya dari sinar matahari (solar) atau disebut juga "train power by solar". 

Disini walaupun namanya "Solar Train" tidak diartikan kereta api yang digerakkan oleh mesin diesel melainkan digerakkan oleh motor listrik yang sumber listriknya diambil dari PLTS atap. 

Gerakan masif energi bersih yang ramah lingkungan dengan penggunaan "rooftop PV"dirumah-rumah rakyat untuk menggerakkan kereta api inilah yang dimaksud terminologi "People Power" karena sarat VISI dan padat MISI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun