Namun belom sempat semangat dan gegap gempita itu didengar rakyat beberapa akademisi dan guru besar dari UI, ITB dan ITS tampil memainkan terminologi politik penentangan terhadap program tersebut.
Mereka menyuarakan kepentingan perusahaan bahwa "rooftop PV" akan menganggu keandalan system dan menurunkan demand listrik yang pada akhirnya memangkas profit perusahaan listrik.
Sudah semestinya akademisi tetap bermain di zona netral kepentingan agar tidak menjadi tyrant pembodohan masyarakat. Serta memberi kesempatan kepada pemerintah menjalankan fungsi kebijakan publik untuk kepentingan nasional yang lebih luas.
Berbagai "demand creation" atau pembentukan pasar listrik yang dilakukan pemerintah beberapa diantaranya seperti pengenalan kompor listrik, penggunaan mobil listrik, konversi sepeda motor listrik dan pembentukan kawasan industri terpadu.
Berikut salah satu contoh "demand creation" yang mungkin dilakukan pemerintah Belanda.
Pada awal tahun 2017 Belanda mencanagkan program energi bersihnya dan menciptakan rekord yang pertama di dunia, dimana mereka berhasil mengoperasikan kereta api (train) yang menggunakan listrik yang bersumber dari energi angin (Wind Turbine).
Walaupun digerakkan oleh angin namanya tidak ujuk-ujuk berubah menjadi kereta angin tapi tetap kereta api atau train.
Konteks yang sama dapat dilakukan disini oleh pemerintah Indonesia. Saat ini Indonesia sedang membangun LRT (Light Rail Transit) di Jakarta dan Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung yang akan diresmikan pada akhir tahun 2022 mendatang.
Presiden Jokowi mungkin bisa menjadikan moment indah ini dengan menjadikan Indonesia negara yang pertama kali di dunia menggerakan kereta api dengan 100% sumber energinya dari sinar matahari (solar) atau disebut juga "train power by solar".
Disini walaupun namanya "Solar Train" tidak diartikan kereta api yang digerakkan oleh mesin diesel melainkan digerakkan oleh motor listrik yang sumber listriknya diambil dari PLTS atap.
Gerakan masif energi bersih yang ramah lingkungan dengan penggunaan "rooftop PV"dirumah-rumah rakyat untuk menggerakkan kereta api inilah yang dimaksud terminologi "People Power" karena sarat VISI dan padat MISI.