Mohon tunggu...
Tjhen Tha
Tjhen Tha Mohon Tunggu... Insinyur - Speed, smart and smile

\r\nIa coba menjelaskan bahwa kebiasaan dalam keluarga kita selalu menggunakan nick-name atau panggilan sayang, huruf (i) didepan nama Tjhentha bukanlah arti turunan produk Apple seperti iPhone, iPad atau iPod tapi itu adalah sebutan sayang untuk orang yang dicintai. jadi huruf (i) di depan nama itu bukanlah untuk maksud pembeda gender. Tjhentha itu sendiri berasal dari dua suku kata Tjhen Tha, karena dulu belum ada huruf C maka di tulis Tj dan aslinya adalah Chen Tha yang berarti Cin-Ta.\r\niCinta dalam artian makna orang yang dicintai dalam kondisi pasif (dicintai) karena ia masih dalam kandungan. Ketika ia sudah lahir, iCinta berubah menjadi Cinta yang berubah peran jadi aktif sebagai kata kerja atau kewajiban (mencinta). Kewajiban Cinta sama derajadnya seperti kewajiban sholat, haji, puasa, zakat dll. sebagaimana dituliskan dalam Qs 42:23.\r\n“Katakanlah hai Muhammad, tidak aku pinta upah atas dakwahku kepada kalian melainkan kecintaan kalian kepada keluargaku (Ahlulbait).”\r\nOrang tuaku menyampaikan pesan dan wasiatnya dalam namaku untuk membayarkan utang mereka kepada Rasulullah yang telah mengajarkan Islam kepada mereka.\r\nSemoga aku bisa membayar hutang-hutang kami kepada Rasulullah saw dengan men-Cintai Ahlulbaitnya

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Hot Coffee

2 Mei 2019   14:36 Diperbarui: 4 Mei 2019   14:38 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hot Coffee

Saling sapa sesama penikmat kopi pagi dalam berbagi rasa, aroma dan kehangatan.

Seorang bapak paruh baya, sambil melipat kaki di atas kursi dan mulai membuka pembicaraan.

Secara tradisi sejak zaman dulu gelas kopi panas itu disajikan diatas piring kecil, yang tujuannya sebagai tempat menuangkan kopi dari gelas agar dapat langsung diseruput walaupun panas.

Menyeruput kopi panas dari piring terbuka, tidak hanya mendapatkan rasa pahit atau asamnya, tetapi harum aroma kopi segar terhirup membangkitkan gairah dan semangat pagi.

Namun sayang, orang-orang sekarang telah tergerus dari kearifan lokal ujarnya. Mereka tidak tahu mengapa cangkir kopi disajikan bersama piring kecil dibawahnya. Karenanya mereka menunggu kopi itu mendingin baru meminumnya dan tanpa disadari mereka kehilangan salah satu kenikmatan aroma kopi sejati.

Karenanya kopi yang mendingin memerlukan artificial rasa seperti susu, coklat atau karamel agar penikmat kopi lebih tertarik dan merasa dimanja dengan rasa tetapi terkelabui dalam aroma kopi bauran.

Orang-orang sekitar Jawa-Tengah atau daerah Cepu, mengenal istilah "kopi klotok". Ritual penyiapan "Kopi Klotok" ini dilakukan dengan mengodok/merebus bubuk kopi sampai mendidih dan megelegak agar semburan aroma kopi termuncrat dengan sensasi rasa karamel kopi yang kental.

Orang-orang di Aceh memperkenalkan istilah "Kopi Tarik". Ritual penyiapan "Kopi Tarik" ini dilakukan mencurahkan kopi panas yang telah digodok kedalam sepasang teko melalui saringan panjang yang dilontarkan keudara. Kedua teko ini secara bergantian dicurahkan melalui saringan. Kelebihan kopi tarik ini adalah aman diminum bagi orang yang mempunyai keluhan lambung karena sifat masam dari kopi sudah dilepas keudara pada proses penarikan tersebut.

Masing-masing daerah ditanah air mempunyai cara dan ritual tersendiri dalam cara penyanjian dan menikmati kopi pagi.

Moral story dari artikel penikmat kopi panas ini adalah "take it when she is hot" - seruputlah kopi itu selagi panas.

Selamat menikmati!!!!

Coffee timee --- azan, ehhh

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun