Mohon tunggu...
Tjhen Tha
Tjhen Tha Mohon Tunggu... Insinyur - Speed, smart and smile

\r\nIa coba menjelaskan bahwa kebiasaan dalam keluarga kita selalu menggunakan nick-name atau panggilan sayang, huruf (i) didepan nama Tjhentha bukanlah arti turunan produk Apple seperti iPhone, iPad atau iPod tapi itu adalah sebutan sayang untuk orang yang dicintai. jadi huruf (i) di depan nama itu bukanlah untuk maksud pembeda gender. Tjhentha itu sendiri berasal dari dua suku kata Tjhen Tha, karena dulu belum ada huruf C maka di tulis Tj dan aslinya adalah Chen Tha yang berarti Cin-Ta.\r\niCinta dalam artian makna orang yang dicintai dalam kondisi pasif (dicintai) karena ia masih dalam kandungan. Ketika ia sudah lahir, iCinta berubah menjadi Cinta yang berubah peran jadi aktif sebagai kata kerja atau kewajiban (mencinta). Kewajiban Cinta sama derajadnya seperti kewajiban sholat, haji, puasa, zakat dll. sebagaimana dituliskan dalam Qs 42:23.\r\n“Katakanlah hai Muhammad, tidak aku pinta upah atas dakwahku kepada kalian melainkan kecintaan kalian kepada keluargaku (Ahlulbait).”\r\nOrang tuaku menyampaikan pesan dan wasiatnya dalam namaku untuk membayarkan utang mereka kepada Rasulullah yang telah mengajarkan Islam kepada mereka.\r\nSemoga aku bisa membayar hutang-hutang kami kepada Rasulullah saw dengan men-Cintai Ahlulbaitnya

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

"Holding Gas", Ke Manakah akan Bermuara?

1 Februari 2018   16:00 Diperbarui: 1 Februari 2018   16:05 1107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintah zaman NOW bertekad membentuk enam Holding BUMN yaitu tambang, energi, bank, konstruksi dan jalan tol, perumahan dan pangan. Dan Pemerintah zaman OLD telah berhasil membangun Holding BUMN Perkebunan Nusantara, Holding Semen Indonesia dan Holding Pupuk Indonesia.

Holding tambang telah berhasil dilaksanakan pada tanggal 29 November 2017, sedangkan langkah awal Holding Energi baru dimulai tanggal 25 Januari 2018 dengan mengakusisi Pertagas kedalam PGN. Holding Gas,Penggabungan (merger) Pertagas kedalam PGN dan menjadikan PGN anak perusahaan yang menginduk ke Pertamina, inilah yang mereka mereka sebut Holding Migas.

Padahal sebenarnya merger ini belum bisa disebut "Holding Migas" karena yang digabungkan hanya subsektor gas dan hanya bagian sektor hilir migas jadi akan lebih tepat kalau disebut dengan "Holding Gas" karena aktifitasnya lebih bermuara ke hilir.

Dalam merger ini diharapkan dapat menekan kewajiban Pertamina terhadap pembangunan infrastruktur bagi Pertagas dan menurunkan biaya operasi kedua perusahaan tersebut, karena PGN akan dapat menggunakan fasilitas pipa milik Pertagas dan begitu juga sebaliknya tanpa ada tambahan tol-fee pipa.

Namun, jika ditanya apakah merger ini dapat menurunkan harga jual gas di konsumen akhir? Tentu jawabnya "tidak". Karena merger ini hanya lebih berdampak pada kenaikan pendapatan perusahaan. Struktur harga gas sendiri sebagian besar atau 90%nya ditentukan oleh sektor hulu, oleh karena itu perbaikanharga jual gas lebih kepada upaya efisiensi sector hulu migas.

Pembentukan Holding ini tentunya mendapat sorotan tajam dari Parlemen, hal ini disebabkan karena hilangnya kesempatan untuk memantau kinerja PGN yang sudah relatif baik dan jaminan Pemerintah bahwa sinergi ini akan membuahkan kinerja yang lebih baik dan menguntungkan bagi masyarakat.

Bapak Tanri Abeng pernah mengeluh dan membandingkan lemahnya kinerja BUMN kita, dimana pendapatan seluruh 141 BUMN sebesar $13,5 miliar tertinggal jauh oleh satu perusahaan minyak Malaysia - Petronas sebesar $20 miliar dan pada tahun 2014.
Sekarang mari kita lihat perkiraan indikator kinerja dari dampak merger ini bagi perusahaan induknya (Pertamina) terhadap perusahan migas dikawasan.

Global Fortune 500 tahun 2017 menempatkan Pertamina pada rangking 289 dibawah PTT Thailand dengan rangking 192 dan Petronas dengan rangking 184.

Perkiraan revenue Pertamina bertambah dari PGN akibat merger akan menjadi 50 trilyun rupiah dan memperkecil jarak selisih menjadi $8 miliar dari PTT dan Petronas dengan revenue berkisar pada nilai $49 miliar.

Profit Pertamina saat ini sudah melampaui profit PTT dan sedikit dibawah Petronas yang sudah mencapai nilai $4 miliar.

Secara aset Pertamina sedang mengejar aset PTT , namun masih separuh dari nilai aset yang dimiliki Petronas $134 miliar.

Sumberdaya manusia Pertamina 2 ribu orang lebih dari PTT yang memiliki pegawai sebesar 25 ribu orang dan hanya separuh jika dibandingkan dengan jumlah pegawai Petronas.

Pengertian Holding Migas

Pengertian Holding Migas mestinya merupakan upaya penggabungan usaha BUMN sektor minyak dan gas di sektor hulu dan sektor hilir. Tidak seperti yang saat ini dilakukan dalam penggabungan PGN dan Pertagas sudah disebut Holding Migas. Padahal ada usaha disektor hulu yang sangat besar belum tersentuh karena menyangkut mekanisme pengelolaan dan kementrian yang berbeda.

Sebagai ilustrasi, pada kejayaanya Petronas mampu memberikan kontribusi kepada pemerintah Malaysia sampai 40 persen dari anggaran belanja negara dan sementara Pertamina hanya berkontribusi sekitar 1,5 persen dari APBN Indonesia dari dividen profit yang dihasilkannya.

Begitu kecilnya-kah kontribusi sektor hulu terhadap pendapatan negara? Sebenarnya tidak, ada raksasa yang tersembunyi yang memberikan kontribusi berupa skema PNBP (Pendapatan Negara Bukan Pajak) layaknya Petronas. SKKmigas menyumbangkan PNBP yang nilainya melebihi  total seluruh dividen profit BUMN yang ada. Oleh karenanya Holding Migas akan sulit tercipta jika ditinjau dari sisi ego sektoral karena dengan satu unit SKKmigas dibawah Kementrian ESDM sudah cukup mengalahkan seratusan BUMN dibawah Kementrian BUMN.

SKKmigas pemain sektor hulu yang mempunyai revenu sekitar $30 miliar dan nilai profitnya mencapai $10 miliar jika di merger/gabungkan dengan Pertamina menjadi Holding Migas maka kinerjanya akan melampaui kinerja PTT dan Petronas.

Namun mestinya tujuan utama merger usaha migas bukanlah semata sebagai lips-stick atau mendandani indikator kinerja, karena akan melahirkan perusahan raksasa lokal jago kandang, yang minim jaringan usaha global.

Tujuan utama Holding migas semestinya untuk konsolidasi aset agar dapat menekan biaya investasi dan operasi serta persiapan "Go Internasional".

Cita-cita pembentukan Holding  yang telah alam dicanangkan Bapak Tantri Abeng adalah untuk mempersiapkan perusahaan lokal menuju Go-Internasional agar dapat menjadi Wold-Class Enterprise.

Disaat Pertamina masih tertatih belajar berjalan ke luar negeri, Petronas sudah berhasil membangun operasi migas di 66 negara termasuk di Indonesia. Petronas juga telah berhasil membawa adik asuhnya PTT melakukan Go-Internasional.

Belum banyak perusaha lokal yang berhasil menjelajahi mancanegara yang dapat dijadikan model bagi Holding Migas. Sedikit diantaranya, seperti "Wings Biru" produk sabun cuci dan "Indomie" produk mie instant yang dapat dikatakan sebagai perusahan yang berhasil menjelajahi macanegara menjadi World-Class Enterprise dan dapat dijadikan model untuk Go-Internasional.

Holding Energy

Tahapan terakhir dari sebelum menjadi Holding Energi adalah menggabungkan perusahaan Migas dengan PLN yang mengelola kelistrikan.

PLN sebagai BUMN yang bergerak dibidang kelistrikan mulai dari pembangkitan, transmisi dan sampai distribusi. Merupakan perusahan Indonesia kedua yang sempat masuk dalam Global Fortune 500, namun sayang terlempar keluar beberapa tahun terakhir ini.

Sebagai pembanding State Grid perusahaan listrik Cina yang bertengger diposisi puncak nomer dua Global Fortune 500 setelah Walmart. Revenue dan Aset State Grid senilai 10 kalinya Pertamina dan Profitnya 3 kali Pertamina.

Kunci utama keberhasila mereka setelah dilakukan restrukturisasi tahun 2002 adalah penguasan pasar lokal dan ekspansi global untuk menjaga pertumbuhannya. State Grid beroperasi dibeberapa negara termasuk Australia, Brazil dan negara Eropa.

Bagaimana dengan sinergi Pertamina dan PLN? Usaha awal yang dapat dilakukan adalah membentuk anak perusahaan bersama yang akan menyediakan sumber listrik yang dibutuhkan disetiap Wilayah Kerja migas, yang nantinya merupakan bagian penyertaan modal/saham Pertamina pada Kontrak Kerjasama Bagi Hasil. Pengembangan lanjutnya adalah melakukan pembangkitan mulu tambang dari hasil sumur-sumur migas agar dapat ditransmisikan berupa energ listrik yang lebih efisien dan mengurangi kebutuhan transmisi pipa.

Sinergi selanjutnya adalah membentuk anak perusahan bersama untuk membangun pembangkit listrik tenaga panas bumi yang merupakan potensi terbesar kita setelah Amerika. Pertamina mempunyai kompetensi dalam pengeboran dan PLN mempunyai kompetensi dalam pembangkitan dan transmisi. Sehingga kasus/pertikaian antara Pertamina dan PLN yang lalu mengenai harga jual uap panas di Kamojang/Garut antara Pertamina dan PLN tidak terulang lagi.

Tantangan jangka pendek bakal-calon Holding Energi ini adalah mengatasi rencana kenaikan harga listrik akibat kenaikan harga pokok batubara. 

Akankah sinergi dari Holding Gas dapat memberikan solusi pada harga jual listrik. Karena Holding Migas belum terbentuk sampai ke hulu untuk mendapatkan gas yang murah dan Holding Energi juga belum dapat menawarkan solusi kongkrit jangka pendek.

Mungkin sinergi Hodling Tambang dengan PLN yang lebih dapat menjawab masalah ini, bagaimana caranya memberikan harga jual bahan baku batubara dengan harga yang kompetitif namun juga tidak mengorbankan PNBP.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun