Mohon tunggu...
Tjatur Piet
Tjatur Piet Mohon Tunggu... Swasta -

Saya biker...

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Taksi Umum vs Taksi Online vs Kantor Pos

25 Maret 2016   12:55 Diperbarui: 27 Maret 2016   03:23 1229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Kantor Pos/Dokpri "][/caption]Akibat demo sopir taxi yang ternyata berujung timbulnya tindakan brutal, medsos saya kemarin banyak dihiasi status dan gambar yang menurut saya mngerikan, akibatnya kemudian muncul status dan gambar yang mengecam, salah satunya adalah membandingkan demo sopir taxi umum yang protes dengan adanya taxi On Line dengan Kantor Pos yang jelas-jelas sekali terimbas bisnisnya dengan adanya internet dan layanan On Line.

Status atau gambar akibat Demo sopir taxi itu menyebabkan muncul gambar seperti di bawah ini.

[caption caption="Pak Pos /FB"]

[/caption]

Dan karena gambar itu pula saya yang biasanya kalau bulan puasa atau menjelang lebaran teringat masa lalu sekarang munculnya lebih awal yaitu ketika awal pertama bekerja di sebuah tempat yang mulia yaitu di Kantor Pos Serang awal tahun 1990 an, penempatan pertama saya di bagian Trier yaitu bagian pendistribusian surat, mulai dari mengumpulkan surat dari pelanggan, memberi cap tanggal pada perangko, menyortir/mengelompokkan sesuai kota tujuan, mengikat sesuai jumlah, memberi label, dan memasukkan ke kantong pos yang terbuat dari terpal coklat. 

Pada waktu itu surat-surat yang bentuk dan pasti isinya bermacam-macam sangat banyak sekali dan itu datang dari masyarakat yang mengeposkan lewat loket, Bis Surat yang ada dipinggir jalan (sekarangbsudah sangatjarang) dan juga dari masyarakat yang mengirimkan melalui kantor cabang ayang ada di kecamatan-kecamatan, karena Kantor Pos Serang sebagai Hub maka surat diterima dari kantor pos -kantor pos sekitarnya (Rangkasbitung, Pandeglang dan Cilegon) untuk kemudian meneruskan ke Jakarta lewat Tangerang (secara timbal balik) itulah sebabnya bagian kami termasuk yang sibuk maka kerja kami dibuat menjadi 2 shift. Kenangan saya yang membekas adalah ketika lebaran tiba, ketika itu komputer belum ada bahkan internet belum sampai ke telinga saya, menjelang lebaran aturan dinas disesuaikan, semua karyawan pos tidak boleh mengambil cuti 2 minggu sebelum dan 2 minggu sesudah lebaran bahkan hari lebaranpun beberapa dari kami harus lembur kerja. Itulah makanya setiap malam takbiran dan setelah sholat iedul fitri saya selalu menangis.

Kartu Lebaran pada saat itu dikirim oleh hampir semua orang dan juga instansi sehingga kartu lebaran menumpuk dimana mana, berpuluh keranjang plastik dan kantong pos-kantong pos memenuhi ruangan datang dan pergi, untuk berjalan sangat sulit, karyawan bagian lain diperbantukan, para pensiunan direkrut kembali khusus untuk menangani kartu lebaran  bahkan kepala kantor pun berkali kali ikut turun tangan. Wajah kami pada saat itu terlihat lelah namun tersenyum senang karena kami yakin nanti bonus pasti datang, ibaratkan pedagang yang dikerubuti pembeli yang memborong dagangannya. 

Untuk karyawan lain mereka diserahi tugas menyortir surat sesuai kota tujuan sedangkan saya dan beberapa pengantarpos bagian bagian mencap surat dengan cap tanggal palu, sebuah alat berbentuk seperti palu dimana ujungnya nya dari besi berbentuk lingkaran khusus dimana di situ tertera nama kota/kantor (karena di kota Serang maka teraannya adalah Serang, tanggal yang bisa di atur dan nomor cap tanggal palu (untuk membedakan cap tanggal palu yang satu dengan yang lainnya)pada saat di antara hiruk pikuk itulah biasanya kami sengaja mengatur cara mencap tanggal sehingga menjadi berirama. 

Beberapa orang sudah mahir dalam hal ini tanpa mengurangi kesempurnaan teraan (semua teraan terlihat jelas di perangko) juga kecepatan, kadang beberapa orang ikut mengeluarkan bunyi-bunyian dari mulutnya, sungguh ramai dan kocak. Entah karena saya pemain baru jempol saya pernah terkena cap palu, kuku saya sobek dan darah mengucur keluar, ingin menangis karena sakitnya luar biasa,  beberapa orang langsung memberikan pertolongan namun lebih banyak yang tertawa senang, lho kok ?? Ya, hampir semua pernah mengalami nya dan katanya kejadian ini menjadi bukti bahwa saya akan naik level menjadi seorang ahli, ahli mencap surat...ada-ada saja... itulah kenangan yang termasuk tidak dapat dilupakan.

Sekarang jaman sudah berbeda, internet dan medsos sudah merajalela kejadian itu tidak akan terulang lagi, sudah selesai masanya, hari lebaran karyawan pos bisa libur dan ambil cuti. Kartu lebaran berganti dengan SMS, Email, Facebook, Twitter atau medsos lainnya yang sangat-sangat memudahkan, murah dan tidak menyita waktu, ucapan bisa dilakukan kapanpun, dimanapun oleh siapa saja. Budaya ngomong orang indonesia memang berubah menjadi budaya menulis tetapi menulisnya dengan jari. Dan sekarang surat-surat di Kantor Pos nampaknya lebih banyak surat-surat Bisnis dan juga kiriman barang yang syukurlah belum bisa digantikan oleh teknologi.

Kemajuan tekhnologi dan informasi memang tidak bisa dibendung, Manajemen PT Pos Indonesia (Persero)menyadari hal itu oleh karenanya sejak dini diantisipasi dengan juga melayani bisnis On Line, One Stop Service memudahkan masyarakat melaksanakan kewajibannya, bayar listrik, air, tagihan kartu kredit, Asuransi, iuran BPJS, pesan tiket pesawat Garuda, Kereta Api, Kirim dan terima uang dari dan ke Luar Negeri dalam hitungan menit,  kirim dan terima uang di dalam negeri  secepat SMS menjadi layanan On Line yang bisa dilakukan, saya berharap nanti pesan tiket sepak bola, konser musik atau malah tiket noton bioskop juga bisa dilakukan di Kantor Pos. 

Dengan adanya layanan On Line akhirnya sampai sekarang PT Pos Indonesia (Persero) masih berdiri, masyarakat masih datang ke Kantor Pos, tidak perlu bayar di kota tempat tinggal karena bayar Listrik untuk rumah di Manokwari bisa juga dilakukan di Banda Aceh atau di sebuah di Kantor Pos yang On  Line di daerah terpencil. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun