butir-butir rindu tercecer di rinai gerimis
Engkau yang pancangkan kangen itu
seperti memahatkan sisik-sisik pada tubuh ikan-ikan
Engkau melambai lewat angin meniup-niup deru
mengirim  waktu menjadi sampan yang segera bersauh
memburu jejak-jejak rindu yang masih membayang di gerimis hujan
Engkau telah mengirimkan riak-riak itu
menjadikanku ikan dengan kangen di segenap sisiknya
memaksaku menyelami gelombang, memburu bintang
pelayaran yang menggoncang jiwa, serupa dada dicabik topan
aduhai, kangen ini perih di lambung