Mohon tunggu...
Tiyarman Gulo
Tiyarman Gulo Mohon Tunggu... Penulis

Menulis adalah jalan cuanku!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sekolah yang Menyembuhkan, Saat Anak Diterima, Bukan Diadili!

18 Oktober 2025   15:12 Diperbarui: 18 Oktober 2025   15:12 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Anak Belajar (pixabay.com/akshayapatra)

Kadang, anak bukan takut pada pelajaran, tapi takut pada tatapan yang menghakimi.

Sekolah ramah bukan sekadar tempat belajar, tapi ruang yang menerima, menumbuhkan, dan membuat setiap anak merasa aman serta berani berkembang. - Tiyarman Gulo

Pagi yang Tak Selalu Cerah

Setiap pagi, aku mengantar anakku ke sekolah dengan semangat yang, jujur saja, kadang pura-pura.

Di depan rumah, ia berdiri dengan seragam rapi, tas berat di punggung, tapi langkahnya pelan.

"Kenapa, Nak? Enggak semangat hari ini?" tanyaku.

Ia menjawab lirih, "Aku takut ditertawakan lagi, Pa. Kemarin PR-ku salah."

Saat itu aku diam. Tidak tahu harus berkata apa.

Kupikir sekolah adalah tempat paling aman bagi anak untuk belajar dari kesalahan. Tapi ternyata, di balik dinding penuh poster motivasi dan slogan "Sekolahku Rumah Kedua", masih ada rasa takut yang tumbuh, bukan karena nilai, tapi karena perlakuan.

Anak-anakku, dan mungkin anak-anak lain, bukan tidak mau belajar. Mereka hanya ingin diterima apa adanya.

Antara Harapan dan Realitas Sekolah Kita

Kita, para orang tua, selalu berharap sekolah bisa menjadi ruang yang aman, tempat anak belajar mengenal dunia dengan senyum. 

Namun faktanya, banyak anak justru belajar tentang takut di sekolah, takut salah, takut diejek, takut tidak memenuhi ekspektasi.

Di balik nilai rapor yang tinggi, kadang tersembunyi cerita-cerita kecil tentang bullying, tekanan akademik, dan perasaan tidak diterima.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun