Mohon tunggu...
Tiyarman Gulo
Tiyarman Gulo Mohon Tunggu... Penulis

Menulis adalah jalan cuanku!

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Beda dari Era STY, Gaya Baru Timnas Indonesia Bikin Pelatih Irak Terkejut

10 Oktober 2025   16:18 Diperbarui: 10 Oktober 2025   14:40 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kejutan itu bukan cuma dirasakan suporter, tapi juga pelatih-pelatih Asia. Salah satunya datang dari Irak. Wali Kareem, pelatih asal Irak, terang-terangan mengaku terkejut.

"Timnas Indonesia mengejutkan semua orang dengan gaya permainan barunya, yang berbeda dari pelatih sebelumnya," kata Wali Kareem kepada media Al-Maalouma.

Menurutnya, permainan Indonesia kini jauh lebih proaktif. Mereka berani keluar dari zona nyaman dan mencoba menguasai bola. Namun, perubahan besar ini tentu belum sempurna, dan itu wajar.

Kareem menambahkan bahwa pelatih Timnas Irak, Graham Arnold, kini bisa melihat jelas kekuatan dan kelemahan Indonesia dari pertandingan melawan Arab Saudi. Artinya, Indonesia sudah mulai diperhitungkan secara taktis.

Sebuah pujian terselubung, meski dibalut kewaspadaan.

Perubahan yang Tidak Mudah

Mengubah gaya bermain bukan hal sederhana. Butuh waktu, kesabaran, dan keberanian menerima risiko, termasuk kekalahan.

Kita bicara soal pemain yang selama bertahun-tahun dibiasakan bermain bertahan rapat, kini diminta untuk menekan lawan dan mengatur ritme permainan. Itu seperti meminta seseorang yang terbiasa berlari cepat di jalan menurun, untuk tiba-tiba berlari menanjak sambil membawa beban. Capek? Pasti. Tapi hasil akhirnya bisa lebih kuat.

Di bawah Kluivert, para pemain Indonesia kini dituntut berpikir cepat dan bergerak presisi. Bek harus berani membangun serangan, gelandang harus kreatif mencari ruang, dan penyerang harus aktif menjemput bola.

Maka wajar kalau masih banyak miskomunikasi di lini belakang, seperti yang terjadi saat melawan Arab Saudi. Formasi 4-2-3-1 memberi ruang lebih untuk menyerang, tapi juga lebih rentan diserang balik. Dan di sinilah pekerjaan rumah besar Kluivert, menemukan keseimbangan.

Dari Bertahan ke Menyerang, Filosofi yang Lebih Dalam

Kalau dipikir-pikir, perubahan gaya bermain ini lebih dari sekadar taktik. Ia adalah simbol dari cara pandang baru.

Selama ini, Indonesia sering disebut "tim kuda hitam". Julukan itu keren, tapi diam-diam juga menyiratkan, kita bukan favorit, hanya pengganggu raksasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun