Covey tidak ingin buku ini hanya berhenti sebagai inspirasi, tapi benar-benar menjadi kebiasaan. Ia menawarkan langkah praktis yang bisa kita terapkan,
- Luangkan waktu hening setiap hari. Refleksikan apa yang penting bagimu.
- Apa yang bisa kamu lakukan dengan baik dan membuatmu bersemangat?
- Lihat sekitar, masalah apa yang bisa kamu bantu selesaikan dengan kemampuanmu?
- Temukan cara kecil untuk berkontribusi, di tempat kerja, keluarga, atau komunitas.
- Jadilah pendengar, mentor, atau sahabat yang memberdayakan.
Kebiasaan ini bukan soal cepat, tapi soal konsistensi. Seperti biji yang tumbuh perlahan, suara hati akan menjadi kekuatan luar biasa jika kita merawatnya.
Suara Kecil yang Mengubah Dunia
Di akhir bukunya, Covey menulis dengan penuh harapan,Â
"When you engage in work that taps your talent and fuels your passion, that rises out of a great need in the world that you feel drawn by conscience to meet, therein lies your voice, your calling, your soul's code."
Ketika pekerjaanmu menyatu dengan nilai, gairah, dan kebutuhan dunia, di situlah kamu menemukan suaramu, panggilan jiwamu.
Buku The 8th Habit bukan sekadar panduan manajemen, tapi peta perjalanan menuju kemanusiaan sejati. Ia mengingatkan kita bahwa di balik segala hiruk pikuk dunia digital dan ambisi karier, masih ada satu hal yang tak boleh hilang, makna hidup.
Mungkin kita tak bisa mengubah dunia dalam semalam. Tapi, seperti kata Covey, kita bisa mulai dengan hal sederhana, menemukan suara hati sendiri, lalu membantu satu orang lain melakukan hal yang sama. Karena dari satu suara yang tulus, gema perubahan bisa mengguncang dunia.(*)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI