"Kok gaji udah naik, tapi tetap aja rasanya nggak cukup?"
Atau baru aja dapet bonus, tapi entah kenapa beberapa minggu kemudian saldo tabungan kembali ke titik semula.
Lucunya, kita sering menyalahkan pengeluaran, harga barang, atau bahkan nasib. Padahal, kadang masalahnya bukan di dompet, tapi di kepala kita sendiri.
Buku "The Psychology of Money" karya Morgan Housel mengajak kita untuk berhenti sejenak dari perhitungan angka dan mulai memahami sesuatu yang jauh lebih dalam, bagaimana cara pikir, emosi, dan kebiasaan kita menentukan hubungan dengan uang. Karena ternyata, jadi kaya itu bukan cuma soal pendapatan, tapi soal perilaku.
Kekayaan sejati bukan soal angka, tapi tentang perilaku, rasa cukup, dan kebebasan mengelola uang dengan bijak tanpa diperbudak keinginan. - Tiyarman Gulo
Ketika Logika Tak Selalu Menang dalam Keuangan
Di dunia finansial, kita sering diajarkan bahwa mengelola uang itu soal logika. Ada rumus, ada persentase, ada target. Tapi Morgan Housel menunjukkan kenyataan yang sering luput, manusia bukan makhluk rasional, tapi emosional.
Kita tahu seharusnya menabung, tapi lebih memilih belanja karena ada promo "buy 1 get 1". Kita paham pentingnya investasi jangka panjang, tapi panik saat pasar turun sedikit saja.
Housel bilang, "Keuangan bukanlah ilmu tentang angka, tapi tentang bagaimana manusia berperilaku terhadap uang."Â Dan perilaku itu, sayangnya, sering kali tidak bisa dijelaskan dengan kalkulator.
Contohnya sederhana, dua orang bisa punya penghasilan yang sama, tapi keputusan mereka terhadap uang bisa sangat berbeda. Yang satu hidup sederhana dan menabung dengan tekun, sementara yang lain hidup berlebihan karena ingin terlihat sukses di mata orang lain.
Akhirnya, siapa yang benar-benar kaya? Bukan yang paling banyak uangnya, tapi yang paling bisa tenang menghadapi uangnya.
Kaya Itu Tenang, Bukan Mewah
Salah satu pesan paling kuat dari buku ini adalah, "Kekayaan sejati bukan tentang seberapa banyak yang kamu punya, tapi seberapa lama kamu bisa mempertahankannya tanpa harus khawatir."
Morgan Housel menulis bahwa kekayaan itu bukan mobil, rumah, atau liburan mewah, melainkan kebebasan. Kebebasan untuk memilih apa yang mau kamu lakukan, kapan mau melakukannya, dan dengan siapa.