JPPI menekankan bahwa MBG perlu dievaluasi secara menyeluruh sebelum dilanjutkan. Beberapa rekomendasi mereka antara lain,
- Evaluasi kualitas makanan, Pastikan setiap menu memenuhi standar gizi dan higienitas.
- Pelibatan tenaga profesional, Libatkan ahli gizi dan pengawas makanan untuk mengurangi risiko kesehatan guru.
- Pelatihan guru, Jika guru tetap terlibat, berikan pelatihan dan kompensasi yang memadai.
- Fokus pada pendidikan karakter dan gizi, Program harus mendukung pendidikan, bukan menggantikan peran guru.
- Pengawasan independen, Libatkan pihak ketiga untuk mengevaluasi pelaksanaan MBG secara berkala.
Dengan langkah-langkah ini, MBG bisa tetap memberikan manfaat, tetapi tidak merugikan guru atau mengganggu pendidikan.
Saatnya Refleksi Bersama
Program MBG memiliki niat baik, memberikan makanan sehat untuk anak-anak Indonesia. Namun, niat baik tidak cukup jika implementasinya justru menimbulkan masalah baru. Guru yang seharusnya menjadi pahlawan pendidikan, kini bisa menjadi "tumbal racun" tanpa disengaja.
JPPI melalui desakan mereka ke DPR, mengingatkan kita semua bahwa setiap program pemerintah harus dievaluasi dari berbagai sisi, kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan guru. Anak-anak mungkin mendapatkan makan bergizi, tapi pendidikan dan kesehatan guru tetap harus menjadi prioritas.
Kita semua ingin anak-anak Indonesia cerdas dan sehat. Tapi ingat, guru yang mendidik mereka juga manusia. Tanpa guru yang sehat dan termotivasi, pendidikan akan terganggu, dan MBG, meski mulia, bisa menjadi pedang bermata dua jika tidak dikelola dengan hati-hati.(*)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI