Mohon tunggu...
Tiyarman Gulo
Tiyarman Gulo Mohon Tunggu... Penulis

Menulis adalah jalan cuanku!

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Flexing Pejabat di Tengah Keresahan Rakyat

17 September 2025   11:46 Diperbarui: 17 September 2025   09:50 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Postingan penampilan mewah pejabat dan pesohor atau keluarganya di akun Instagram @cabinetcouture_idn. (Istimewa) 

Masalahnya, rakyat tidak melihat itu sebagai sesuatu yang wajar. Alih-alih kagum, publik justru merasa makin jauh secara emosional dengan pejabatnya.

Respon Publik, Antara Kritik dan Sinisme

Komentar warganet di akun @cabinetcouture_idn menjadi cermin nyata keresahan masyarakat. Beberapa komentar yang viral antara lain,

  • "Jam tangan pejabat setara rumah subsidi. Kita bayar pajak biar mereka bisa flexing?"
  • "Bedanya sama selebgram apa? Sama-sama pamer barang branded, padahal tugas mereka melayani rakyat."
  • "Inilah wajah asli elite politik Indonesia, pamer kemewahan, abai pada penderitaan rakyat."

Komentar-komentar sinis ini menunjukkan publik sudah jengah. Flexing pejabat tidak lagi dilihat sebagai pilihan gaya hidup pribadi, melainkan simbol keterputusan elite dari realitas rakyat.

Konteks Sosial & Ekonomi

Fenomena ini terasa makin menyesakkan karena terjadi di saat rakyat menghadapi kesulitan ekonomi,

  • Harga kebutuhan pokok yang terus melambung,
  • Kesenjangan kaya-miskin yang makin lebar,
  • Anak-anak yang putus sekolah karena biaya.

Dalam konteks ini, flexing pejabat jadi seperti garam di atas luka. Rakyat yang sedang menahan lapar justru disuguhi tontonan jam tangan miliaran.

Di sisi psikologis, ini menimbulkan rasa tidak adil. Seolah-olah pejabat hidup di dimensi berbeda, jauh dari penderitaan rakyat yang seharusnya mereka wakili.

Dampak pada Dunia Politik

Gaya hidup mewah pejabat tidak hanya soal etika pribadi, tapi juga punya dampak politik serius,

  1. Krisis kepercayaan publik, Rakyat makin sulit percaya bahwa pejabat benar-benar peduli.
  2. Citra buruk lembaga negara, Satu orang pejabat yang pamer bisa mencoreng reputasi lembaga secara keseluruhan.
  3. Pengawasan publik lewat media sosial, Akun seperti @cabinetcouture_idn bisa jadi "mata rakyat" yang efektif, meski anonim.

Dengan begitu, fenomena ini bukan sekadar gosip, melainkan bagian dari dinamika demokrasi digital, rakyat menemukan cara baru untuk mengawasi elite.

Refleksi, Empati yang Hilang

Seorang pejabat sejatinya adalah pelayan rakyat, bukan selebritas. Ketika mereka sibuk mengejar gengsi, publik kehilangan figur panutan.

Padahal sejarah membuktikan, pejabat yang memilih hidup sederhana sering kali mendapat tempat istimewa di hati rakyat. Kesederhanaan bukan kelemahan, tapi simbol empati dan kedekatan.

Penutup Menggugah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun