Mohon tunggu...
Tiyarman Gulo
Tiyarman Gulo Mohon Tunggu... Penulis

Menulis adalah jalan cuanku!

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Bule Jerman yang Berani Bicara, Suara Untuk Indonesia!

11 September 2025   14:01 Diperbarui: 11 September 2025   14:01 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kolase potret Jane. Jane blak-blakan ungkap pendapatnya tentang gaya pejabat Indonesia yang seperti raja (Instagram @janejalanjalan) 

Ada yang bilang, kritik seperti ini sudah sering dilontarkan oleh rakyat Indonesia sendiri. Tapi kenapa ketika Jane yang ngomong, dampaknya lebih terasa?

Pertama, karena Jane adalah orang luar. Kadang, ketika orang dalam negeri yang bicara, suaranya malah dianggap "cuma nyinyir". Tapi kalau bule yang bicara, masyarakat jadi lebih perhatian. Ironis, tapi begitulah realitanya.

Kedua, Jane bicara dengan jujur dan apa adanya. Dia nggak punya kepentingan politik, nggak cari sensasi, dan nggak ada agenda tersembunyi. Justru karena dia orang asing, ucapannya terdengar lebih tulus.

Ketiga, Jane bukan cuma bicara, tapi juga bertindak. Dia pernah ikut advokasi lingkungan, terjun langsung ke masyarakat, dan nggak cuma tinggal di zona nyaman. Itu membuatnya punya kredibilitas.

Jane dan Aktivisme, Dari Hutan Mentawai ke Keadilan Sosial

Selain soal pejabat, Jane juga peduli sama isu lingkungan. Salah satu contohnya, waktu dia ikut kampanye menolak penebangan hutan di Pulau Sipora, Mentawai.

Dia sampai membagikan link petisi Change.org di Instagramnya, mengajak orang untuk ikut bersuara. Di sana, Jane mengingatkan bahwa hutan bukan cuma soal pohon, tapi juga soal hak hidup masyarakat adat yang tinggal di dalamnya.

Melihat ini, kita bisa bilang Jane bukan tipe bule yang "sok tahu". Justru dia turun langsung, belajar dari masyarakat lokal, dan ikut berjuang bersama.

Apa yang Bisa Kita Pelajari dari Jane?

Ucapan Jane bukan sekadar omelan. Itu adalah cermin. Dia melihat Indonesia dari luar sekaligus dari dalam.

Dari luar, dia bisa membandingkan dengan negaranya sendiri, bagaimana pejabat di Jerman hidup jauh lebih sederhana. Dari dalam, dia melihat sendiri ketimpangan sosial yang nyata di sekitar kita.

Pertanyaannya, kalau seorang bule saja bisa peduli, kenapa kita yang orang Indonesia malah sering cuek?

Apakah kita terlalu terbiasa dengan ketidakadilan, sampai akhirnya menganggapnya normal? Atau kita memang sudah lelah bersuara karena merasa tak ada yang berubah?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun