Mohon tunggu...
Tiyarman Gulo
Tiyarman Gulo Mohon Tunggu... Penulis

Menulis adalah jalan cuanku!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kisah Ahmad Sahroni, Dari Tukang Semir sampai Sultan Tanjung Priok

28 Agustus 2025   12:16 Diperbarui: 28 Agustus 2025   11:21 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari orang jalanan, kini ia ikut membuat undang-undang. Transformasi ini bukan main-main. Dan karena itulah banyak orang menyebutnya inspirasi.

Harta Fantastis Rp315 Miliar

Di sisi lain, yang bikin publik tercengang adalah jumlah kekayaannya. Menurut laporan LHKPN per 31 Desember 2023, total kekayaan Ahmad Sahroni mencapai Rp315,39 miliar.

Kekayaan ini bukan main-main. Rinciannya, mayoritas berasal dari kepemilikan tanah dan bangunan, sekitar Rp139,26 miliar. Belum termasuk aset lain seperti kendaraan, usaha, hingga kas dan setara kas.

Angka ini menjadikannya salah satu anggota DPR terkaya. Publik pun mulai menjulukinya "Sultan Tanjung Priok." Julukan yang ironis, mengingat dulu ia hanya anak kampung yang hidup dari recehan hasil semir sepatu.

Kontroversi "Orang Tolol"

Tapi hidup di dunia politik tak pernah sepi dari sorotan. Sahroni sempat bikin heboh publik lewat pernyataannya. 

"Orang yang mau DPR dibubarkan itu tolol."

Ucapan ini cepat jadi headline media. Netizen pun ramai-ramai mengomentari. Ada yang setuju, ada pula yang menganggap pernyataannya kasar. Namanya politisi, memang tidak pernah bisa memuaskan semua pihak.

Namun yang menarik adalah kontrasnya, seorang mantan tukang semir, yang dulu harus menjaga mulut supaya dapat uang tip, kini bicara lantang hingga bisa memicu debat nasional.

Dari Manusia Biasa ke Sorotan Luar Biasa

Kalau kita mundur sejenak, perjalanan Sahroni sebetulnya adalah kisah "manusia biasa" yang kemudian jadi sorotan luar biasa. Dari anak kampung pesisir, kini setiap gerak-geriknya dilihat masyarakat.

Hidupnya adalah kombinasi tiga hal: kerja keras, keberuntungan, dan kesempatan. Tanpa kerja keras, ia mungkin tidak bisa keluar dari lingkaran kemiskinan. Tanpa keberuntungan, ia mungkin tidak bertemu orang-orang yang membuka jalan. Dan tanpa kesempatan, ia tidak akan masuk ke panggung politik.

Pelajaran yang Bisa Kita Ambil

Kisah Sahroni bukan sekadar catatan tentang kekayaan. Ada pesan mendalam yang bisa kita ambil.

  1. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Politik Selengkapnya
    Lihat Politik Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun