Maka, ketika Noel terjerat kasus pemerasan terhadap buruh, kelompok yang seharusnya ia lindungi, ini bukan hanya pelanggaran hukum. Ini adalah sebuah pengkhianatan berlapis. Pengkhianatan terhadap kepercayaan Presiden, pengkhianatan terhadap amanah jabatannya, dan yang paling menyakitkan, pengkhianatan terhadap rakyat kecil yang menjadi korban pemerasannya.
Reaksi dingin Prabowo bisa jadi cerminan dari kekecewaan mendalam seorang komandan yang melihat salah satu perwiranya justru menodongkan senjata ke arah rakyat yang seharusnya ia jaga.
Pesan Keras untuk Seluruh Kabinet
Jangan salah, pernyataan Prabowo ini gaungnya jauh melampaui kasus Noel. Ini adalah sebuah pesan yang dikirimkan dengan sangat jelas ke seluruh jajaran kabinet dan pejabat tinggi negara. Pesan itu berbunyi.
"Lihat apa yang terjadi pada Noel. Peringatan sudah diberikan. Tidak ada yang kebal hukum di bawah pemerintahan saya. Jika kalian bermain api, kalian akan terbakar, dan saya tidak akan menjadi pemadam kebakarannya."
Ini adalah cara Prabowo menarik garis batas yang tegas. Ia secara terbuka menunjukkan bahwa loyalitas personal tidak akan pernah bisa mengalahkan integritas dan loyalitas kepada negara. Siapapun yang melanggar, entah itu kawan lama, relawan setia, atau orang yang ia angkat sendiri, akan menghadapi konsekuensi yang sama.
Secara paradoks, peristiwa yang memalukan ini justru menjadi panggung bagi Prabowo untuk membuktikan sumpahnya dalam memberantas korupsi. Ia menunjukkan bahwa slogan "pemerintahan bersih" bukan hanya retorika kampanye, melainkan sebuah prinsip yang akan ia tegakkan tanpa pandang bulu.
Garis di atas pasir itu kini telah ditarik dengan sangat jelas. Bagi para pejabat yang masih ingin mencoba peruntungannya dengan korupsi, peringatan dari Sang Presiden sudah lebih dari cukup. Jangan sampai KPK yang memberikan peringatan terakhir.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI