Betapa frustrasinya perasaan Dea dan keluarganya. Mereka sudah memberikan sinyal bahaya yang jelas, menyerahkan bukti, dan meminta perlindungan. Namun, laporan itu seolah tak dianggap serius. Jeritan minta tolong mereka hanya menjadi gema di ruang hampa, hingga akhirnya teror itu mencapai puncaknya di lantai rumah Dea yang dingin.
Benang Merah Dendam dan Pelajaran Pahit untuk Kita Semua
Penyelidikan polisi kini mengerucut pada motif dendam pribadi. Diduga kuat, pelaku adalah orang yang sama atau terkait dengan pihak yang mengirimkan teror. Mereka marah karena Dea, dalam kapasitasnya sebagai HRD dulu, menolong seseorang mendapatkan pekerjaan. Sebuah tindakan kebaikan yang dibalas dengan kebencian buta.
Kasus ini lebih dari sekadar berita. Ia adalah sebuah surat terbuka yang ditulis dengan darah. Surat yang ditujukan kepada kita semua, terutama kepada aparat penegak hukum.
-
Ancaman Adalah Fakta, Bukan Fiksi. Setiap laporan tentang pengintaian, teror, dan ancaman harus diperlakukan sebagai kondisi darurat. Itu bukan drama atau keluhan berlebihan. Itu adalah tahap awal sebelum sebuah kejahatan yang lebih besar terjadi.
Kekuatan Respons Cepat. Respons yang cepat dari aparat bisa menjadi garis tipis antara hidup dan mati. Sebuah patroli, sebuah panggilan interogasi kepada terduga pengancam, bisa memberikan efek jera dan mungkin saja, akan menyelamatkan nyawa Dea.
Jangan Pernah Meremehkan Intuisi Korban. Korban teror sering kali tahu bahwa hidup mereka dalam bahaya. Ketika mereka datang melapor, mereka tidak sedang mencari perhatian. Mereka sedang berjuang untuk bertahan hidup.
Kini, sementara polisi memburu pelaku, sebuah pertanyaan getir tetap menggantung di udara Purwakarta. Keadilan untuk Dea bukan hanya tentang menangkap pembunuhnya. Keadilan sejati adalah saat kita bisa memastikan tidak akan ada lagi "Dea" yang lain. Tidak akan ada lagi jeritan minta tolong yang diabaikan, dan tidak ada lagi keluarga yang harus menangis karena tragedi yang seharusnya bisa dicegah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI