Mohon tunggu...
Tiyarman Gulo
Tiyarman Gulo Mohon Tunggu... Penulis

Menulis adalah jalan cuanku!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menemukan Jiwa Indonesia yang Sebenarnya di Pasar Tradisional

10 Agustus 2025   07:00 Diperbarui: 9 Agustus 2025   18:47 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Melestarikan Pasar Tradisional, Melestarikan Budaya Bangsa | nationalgeographic.grid.id

Pernahkah kamu mendengar tentang pasar di mana orang tidak berbicara? Di Sumatera Barat, ada fenomena luar biasa bernama Pasar Bisu. Saat transaksi ternak, para pedagang dan pembeli tidak mengeluarkan suara. Mereka menggunakan bahasa isyarat tangan yang rumit di bawah kain sarung. Ritual yang disebut marosok ini dilakukan untuk menjaga kerahasiaan harga dan kehormatan. Ini adalah sebuah seni negosiasi yang senyap, menegangkan, sekaligus memukau.

Dan tentu saja, ada Pasar Tomohon di Sulawesi Utara. Pasar ini terkenal di seluruh dunia karena menjual daging-daging yang tak biasa, dari kelelawar hingga ular. Meski kontroversial bagi banyak orang, pasar ini adalah cerminan jujur dari budaya kuliner masyarakat Minahasa yang telah berlangsung turun-temurun. Mengunjunginya adalah sebuah pelajaran tentang keberagaman budaya dan pentingnya untuk tidak menghakimi tradisi yang berbeda.

Lebih dari Sekadar Tempat, Pasar Adalah Rumah

Pada akhirnya, dari Tanah Abang hingga Tomohon, kita menemukan satu benang merah. Pasar-pasar ini adalah ruang sosial. Tempat di mana ibu-ibu bertukar resep sambil memilih sayur, tempat para bapak ngopi sambil berbagi kabar, tempat di mana ikatan komunitas diperkuat setiap hari.

Di tengah gempuran supermarket ber-AC dan kemudahan belanja online, pasar tradisional menawarkan sesuatu yang tak akan pernah bisa ditiru oleh teknologi, yaitu kehangatan hubungan manusia. Senyum tulus dari pedagang langganan, bonus cabai rawit yang diselipkan ke dalam kantong belanja, dan obrolan ringan yang membuat kita merasa menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar.

Pasar adalah bukti hidup bahwa ekonomi bisa berjalan dengan hati. Ia adalah ensiklopedia budaya Indonesia yang paling lengkap, ditulis bukan dengan tinta, melainkan dengan keringat, tawa, dan kegigihan jutaan orang. Jadi, lain kali kamu punya waktu luang, pergilah ke pasar terdekat. Bukan untuk belanja, tapi untuk mendengarkan, melihat, dan merasakan. Karena di sanalah, di antara semua hiruk pikuk itu, kamu mungkin akan menemukan denyut jiwa Indonesia yang paling sejati.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun