Sang teman yang menolak minta maaf demi sebuah citra mungkin merasa menang dalam jangka pendek. Ia berhasil melindungi "aset"-nya. Namun, seperti yang disindir Deddy, ia mungkin hanya berhasil membuktikan bahwa ia terperangkap dalam toplesnya sendiri, memeluk erat pisang busuk bernama ego, sementara dunia di luar sana terus bergerak maju dengan nilai-nilai kemanusiaan yang lebih mendasar.
Pertanyaannya sekarang kembali kepada kita: di panggung digital yang kita bangun bersama ini, tokoh seperti apa yang ingin kita beri panggung dan sorotan? Mereka yang membangun jembatan dengan kebijaksanaan, atau mereka yang membakarnya demi tepuk tangan sesaat? Pilihan ada di tangan kita.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI