Mohon tunggu...
Tiyarman Gulo
Tiyarman Gulo Mohon Tunggu... Penulis

Menulis adalah jalan cuanku!

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Selalu Lupa Lirik Lagu Favorit? Selamat, Otak Anda Bekerja dengan Cara yang Jenius dan Unik

1 Agustus 2025   05:00 Diperbarui: 31 Juli 2025   12:57 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
seseorang yang senang mendengarkan musik./Freepik. 

Kamu sedang dalam perjalanan darat yang seru bersama teman-teman. Jendela mobil terbuka, angin sepoi-sepoi menerpa wajah, dan radio tiba-tiba memutar lagu yang kalian semua sukai. Seketika, suasana pecah. Teman di sampingmu mulai bernyanyi dengan penuh semangat, hafal setiap kata dari bait pertama hingga terakhir. Yang lain ikut menyahut.

Dan kamu? Kamu ada di sana, tersenyum, mengangguk-anggukkan kepala mengikuti irama yang begitu kamu kenal, mungkin bahkan memukul-mukul dasbor seolah-olah itu adalah drum. Kamu tahu persis kapan beat drop-nya akan datang. Kamu bisa merasakan setiap getaran bass di dadamu. Kamu hafal melodi gitarnya di luar kepala.

Tapi liriknya? Kosong. Benar-benar blank. Kamu mungkin hanya bisa ikut menyanyikan bagian chorus yang diulang-ulang, atau sekadar bergumam dengan nada yang pas.

Pernah merasa seperti ini? Pernah bertanya-tanya dalam hati, "Kenapa aku tidak bisa seperti mereka? Aku kan dengar lagu ini ratusan kali, kenapa liriknya tidak pernah menempel di otakku?"

Jika jawabanmu adalah "ya", maka tarik napas dalam-dalam dan bersiaplah untuk merasa takjub. Karena apa yang kamu anggap sebagai kekurangan atau keanehan, sesungguhnya adalah jendela menuju cara kerja otakmu yang luar biasa unik dan mendalam. Kamu tidak aneh, kamu tidak pelupa, dan kamu jelas tidak kurang mencintai musik.

Justru sebaliknya. Menurut berbagai wawasan psikologi, kebiasaan ini adalah cerminan dari 7 cara jenius otakmu dalam memproses dunia, sebuah cara yang lebih mengutamakan perasaan daripada kata-kata.

Lupa lirik lagu bukan kelemahan. Itu tanda otak unik Anda memproses musik lewat emosi, melodi, dan imajinasi, bukan sekadar kata-kata. - Tiyarman Gulo

1. Kamu Adalah Pelukis Suara, Bukan Pembaca Puisi

Bagi banyak orang, lirik adalah jiwa sebuah lagu. Mereka mendengarkan cerita, pesan, dan puisi yang terkandung di dalamnya. Tapi bagimu, musik adalah sebuah lanskap. Sebuah lukisan suara.

Saat kamu mendengarkan lagu, otakmu tidak secara otomatis memprioritaskan bagian verbalnya. Alih-alih, ia sibuk melakukan hal lain yang jauh lebih kompleks: memetakan arsitektur suara. Kamu lebih peka terhadap bagaimana dentuman drum membangun ketegangan, bagaimana melodi piano melukiskan kesedihan, atau bagaimana harmoni vokal menciptakan perasaan lapang yang membahagiakan.

Dalam istilah psikologi, ini disebut pemrosesan auditif holistik. Otakmu mengambil seluruh elemen musik, ritme, tempo, harmoni, dan melodi, lalu menggabungkannya menjadi satu pengalaman emosional yang utuh. Lirik hanyalah salah satu kuas cat di antara banyak kuas lainnya, dan terkadang, otakmu lebih tertarik pada warna-warna lain di kanvas itu.

2. Otakmu Belajar Lewat Gerakan dan Gambaran, Bukan Kata-kata

Ingatkah kamu dengan teori gaya belajar? Ada yang auditori (belajar dari mendengar), visual (dari melihat), dan kinestetik (dari bergerak dan merasakan). Orang yang mudah hafal lirik biasanya punya kecenderungan kuat pada gaya belajar auditori-verbal.

Sementara kamu? Kemungkinan besar kamu adalah seorang pembelajar visual atau kinestetik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun