Mohon tunggu...
Tiyarman Gulo
Tiyarman Gulo Mohon Tunggu... Penulis

Menulis adalah jalan cuanku!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bukan Mesin Penghafal, tapi Arsitek Masa Depan

13 Juli 2025   21:00 Diperbarui: 12 Juli 2025   14:45 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Coba luangkan waktu sejenak untuk menatap anak Anda. Dunia tempat ia akan bekerja 15 atau 20 tahun dari sekarang. Sebagian besar pekerjaan yang akan ia lakoni mungkin belum ada hari ini. Ia akan menghadapi tantangan global yang belum pernah kita bayangkan, menggunakan teknologi yang bahkan belum diciptakan.

Pertanyaan yang menghantui setiap orang tua pun muncul, Sekolah macam apa yang bisa menyiapkan anak kita untuk dunia yang serba tidak pasti itu?

Laporan dari World Economic Forum memberikan petunjuk yang jelas. Keahlian yang paling dicari di tahun 2025 dan seterusnya bukanlah kemampuan menghafal tanggal sejarah atau rumus fisika. Melainkan kemampuan berpikir kritis dan analitis, kreativitas, ketahanan, kepemimpinan, dan penguasaan teknologi. Era di mana sekolah berfungsi seperti pabrik yang mencetak siswa dengan pengetahuan seragam sudah berakhir. Dunia butuh sekolah yang berfungsi seperti sanggar seni, yang menumbuhkan para arsitek masa depan.

Di tengah kebutuhan mendesak inilah, sebuah terobosan pendidikan muncul. BINUS School merilis sebuah pendekatan pembelajaran baru yang disebut "Cambridge Enhanced", sebuah jurus jitu untuk menjawab tantangan zaman.

BINUS School siapkan siswa untuk masa depan dengan gabungan Cambridge & IB, fokus pada keahlian berpikir kritis, bukan sekadar hafalan. - Tiyarman Gulo

Selamat Tinggal Era Hafalan, Selamat Datang Era Pemikir

Selama puluhan tahun, sistem pendidikan kita mengagungkan hafalan. Siswa yang baik adalah siswa yang bisa mengulang kembali apa yang dikatakan guru atau buku teks. Namun, di era di mana semua informasi ada di ujung jari berkat Google, kemampuan menyimpan informasi di kepala menjadi kurang relevan.

Yang relevan adalah kemampuan untuk mengolah informasi tersebut. Kemampuan untuk membedakan mana yang benar dan salah, menghubungkan ide-ide yang tampaknya tidak berhubungan, menciptakan solusi inovatif dari masalah yang kompleks, dan memimpin tim untuk mewujudkan solusi tersebut. Inilah pergeseran paradigma yang fundamental.

"Ini adalah bentuk inovasi yang tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga membentuk generasi muda kita untuk menjadi calon pemimpin masa depan yang memiliki empati, kreativitas, dan kemampuan berpikir kritis," kata Direktur BINUS School Serpong, Gerald Donovan.

Pernyataannya adalah inti dari pendidikan modern, kita tidak lagi sekadar mengisi kepala anak dengan fakta, kita sedang membangun fondasi karakter dan keterampilan berpikir mereka.

Memperkenalkan "Cambridge Enhanced"

Lalu, bagaimana cara membangun generasi seperti itu? BINUS School menjawabnya dengan menggabungkan kekuatan dua raksasa dalam dunia pendidikan global, Kurikulum Cambridge dan kerangka kerja International Baccalaureate (IB).

Bayangkan Anda sedang membangun sebuah gedung pencakar langit yang megah.

  • Kurikulum Cambridge adalah "Bahan Bangunan Terbaik di Dunia". Ia menyediakan konten akademik yang solid, teruji, dan diakui secara internasional. Lulusan Cambridge memiliki standar pengetahuan yang tinggi dan memegang "paspor" untuk masuk ke universitas-universitas ternama di seluruh dunia. Ini adalah fondasi yang kokoh.

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
    Lihat Pendidikan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun