Tidak perlu pusing dengan namanya. Ingat saja kata kuncinya, Karsinogen. Karsinogen adalah zat apa pun yang memiliki potensi untuk memicu atau mempercepat pertumbuhan sel kanker di dalam tubuh. Jadi, setiap kali Anda menikmati renyahnya kulit ikan goreng, tanpa sadar Anda mungkin sedang memasukkan agen pemicu kanker ke dalam sistem Anda.
Jadi, mari kita rekap, dengan menggoreng ikan, kita tidak hanya kehilangan nutrisi baiknya (Omega 3), tapi kita juga mendapatkan dua "bonus" mengerikan, lemak jahat perusak jantung dan senyawa pemicu kanker. Sebuah pertukaran yang sama sekali tidak sepadan.
Lalu, Bagaimana Seharusnya?
Mendengar semua ini mungkin membuat Anda frustrasi. "Jadi, ikan tidak boleh dimakan?" Tentu saja boleh! Bahkan sangat dianjurkan. Kita hanya perlu mengubah cara kita mengolahnya. Dan kabar baiknya, kita tidak perlu mencari jauh-jauh. Jawabannya ada dalam kearifan kuliner leluhur kita.
"Menu asli Indonesia tidak ada (ikan) gorengan," kata dr. Tan. Coba kita ingat-ingat kembali kekayaan masakan Nusantara.
Pepes. Ikan yang dibumbui rempah melimpah, dibungkus daun pisang, lalu dikukus atau dibakar. Semua nutrisi dan aroma terkunci di dalamnya, tanpa setetes pun minyak berlebih.
Gulai Ikan. Ikan yang berenang dalam kuah santan kaya rempah. Lemak baik dari ikan berpadu dengan bumbu, menciptakan rasa yang kompleks dan menyehatkan.
Pindang, Arsik, Asam Padeh. Berbagai jenis sup ikan dengan kuah bening atau merah yang asam, pedas, dan segar. Nutrisi ikan larut dalam kuah yang kemudian kita santap habis.
Naniura. "Sashimi" ala Batak, di mana ikan dimatangkan dengan asam jungga, tanpa proses pemanasan sama sekali, menjaga nutrisinya tetap utuh.
Metode-metode ini tidak hanya jauh lebih sehat, tapi juga mampu mengeluarkan cita rasa asli ikan yang sesungguhnya, yang sering kali tertutupi oleh dominasi rasa minyak dan tepung.
Pondasi Segalanya
Tentu saja, semua metode memasak yang sehat akan sia-sia jika bahan bakunya tidak berkualitas. Memilih ikan yang segar adalah langkah pertama yang paling krusial. Jadilah "detektif" yang cerdas di pasar dengan mengecek tanda-tanda ini.