Mohon tunggu...
Tiyarman Gulo
Tiyarman Gulo Mohon Tunggu... Penulis

Menulis adalah jalan cuanku!

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Kisah Nyata Gadepreneur: Dari Omzet Stagnan Jadi Kebanggaan Komplek

29 Juni 2025   05:00 Diperbarui: 28 Juni 2025   14:12 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Eks Karyawan SCBD Banting Setir Buka Warung Jual Makanan, Omzet Capai Rp300 Juta Per Bulan/Foto: Instagram @nadyadijut 

Pernah nggak, kamu terbangun jam 2 pagi? Bukan karena mimpi buruk, tapi karena pikiranmu lebih berisik dari suara jangkrik di luar jendela. Kamu menatap tumpukan stok barang di sudut ruangan, membuka aplikasi catatan keuangan yang angkanya tak kunjung beranjak naik, lalu bertanya pada langit-langit kamar, "Apa yang salah, ya? Kok bisnisku gini-gini aja?"

Kalau kamu pernah merasakannya, selamat, kamu tidak sendirian. Perasaan itu adalah 'lagu kebangsaan' jutaan pelaku UMKM di seluruh Indonesia. Sebuah perjuangan sunyi yang dilakoni di balik senyum ramah saat melayani pelanggan dan postingan ceria di media sosial.

Kita semua tahu, jadi pengusaha itu butuh mental baja. Kadang ramai, seringnya sepi. Kadang untung, tak jarang harus nombok ongkos kirim dari kantong pribadi. Tapi musuh terbesar seorang pejuang UMKM seringkali bukanlah kerugian atau sepinya orderan. Musuh terbesarnya adalah rasa sepi dan kebingungan.

Sepi karena merasa berjuang sendirian. Bingung karena tak tahu harus bertanya pada siapa saat mentok. "Gimana cara foto produk biar bagus cuma pakai HP?", "Gimana cara naikin harga tanpa ditinggal pelanggan?", "Legalitas usaha ini penting nggak sih buat bisnis sekelas warung rumahan?" Pertanyaan-pertanyaan itu berdengung di kepala, tanpa ada jawaban yang memuaskan.

Semangat ada, produk berkualitas, tapi rasanya seperti menyetir di tengah kabut tebal tanpa peta dan tanpa GPS. Inilah kenyataan pahit yang dihadapi banyak sekali pahlawan ekonomi kita.

Tapi, bagaimana jika ada sebuah tempat yang memberimu peta, kompas, sekaligus teman seperjalanan untuk menembus kabut itu?

Gadepreneur Pegadaian mengubah perjuangan sunyi UMKM jadi kisah sukses. Lewat pelatihan dan komunitas, UMKM tumbuh tangguh dan tak lagi sendirian. - Tiyarman Gulo

Saat Pegadaian Tak Lagi Hanya Soal Emas dan Gadai

Banyak dari kita mengenal Pegadaian sebagai tempat untuk "menyelesaikan masalah". Butuh dana cepat, kita datang ke sana. Tapi sejak beberapa tahun terakhir, Pegadaian telah bertransformasi. Lewat sebuah inisiatif berhati besar bernama Gadepreneur, mereka mengubah perannya dari "penyelesai masalah" menjadi "pencipta solusi pertumbuhan".

Diluncurkan sejak 2018, Gadepreneur adalah program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang dirancang khusus untuk menjadi kawah candradimuka bagi para UMKM. Ini bukan sekadar seminar satu hari yang setelahnya kamu dilupakan. Bayangkan ini sebagai sebuah sekolah kehidupan bisnis, lengkap dengan kurikulum praktis, mentor yang peduli, dan teman sekelas yang senasib sepenanggungan.

Program ini berdiri di atas pilar-pilar yang paling dibutuhkan UMKM.

  • Pelatihan Intensif. Bukan teori bisnis yang muluk-muluk, tapi resep praktis yang bisa langsung kamu terapkan besok pagi. Dari cara membuat konten viral, mengelola keuangan anti-boncos, sampai teknik negosiasi dengan pemasok.

  • Pendampingan Berkelanjutan. Setelah pelatihan, kamu tidak dilepas begitu saja. Ada mentor yang siap menjadi tempat bertanya, memvalidasi ide, dan memberimu 'senggolan' semangat saat kamu mulai kendur.

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
    Lihat Entrepreneur Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun