Mohon tunggu...
Tiyarman Gulo
Tiyarman Gulo Mohon Tunggu... Penulis

Menulis adalah jalan cuanku!

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Banyak Situs Pemerintah dan Sekolah Diretas Jadi Judol

2 Juni 2025   12:58 Diperbarui: 2 Juni 2025   12:58 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Banyak Situs Pemerintah dan Sekolah Diretas Jadi Judol (Photo by Antara)

Kita sering kali berpikir, "Ah, tinggal update sistem aja kok." Tapi kenyataannya lebih dalam dari itu.

Ini soal budaya. Budaya "yang penting jadi." Budaya "asal ada laporan." Budaya "yang penting sudah punya website."

Padahal website bukan sekadar formalitas, ia adalah gerbang interaksi digital antara negara dan rakyatnya. Ketika pintu itu bisa digembok dari luar, lalu dipajang iklan judi, apa yang rakyat bisa percaya?

Dampaknya Nyata dan Mengkhawatirkan

  • Citra institusi hancur. Bayangkan situs sekolah dasar malah memajang tautan "bonus deposit harian."

  • Masyarakat bingung dan kehilangan kepercayaan. Anak muda yang baru mau daftar kuliah, malah dapat virus dari situs kampus.

  • Hukum dilanggar. Situs negara yang seharusnya steril, malah jadi alat promosi bisnis ilegal.

  • Jaringan makin rentan. Ketika satu situs bisa ditembus, tak menutup kemungkinan sistem lain juga terbuka.

Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Solusinya bukan hanya teknis, tapi menyeluruh,

  1. Audit berkala terhadap seluruh situs .go.id dan .ac.id.
  2. Rekrut admin profesional TI di setiap instansi.
  3. Bangun kesadaran keamanan digital dari atas ke bawah.
  4. Libatkan komunitas lokal IT dan kampus untuk bantu pemantauan.
  5. Literasi digital bagi semua pihak: pejabat, guru, siswa, dan masyarakat umum.

Jika Wajah Resmi Negeri Ini Saja Bisa Diretas, Apalagi Isinya?

Situs adalah wajah. Dan saat wajah kita dipermalukan sedemikian rupa, kita harusnya marah. Tapi kemarahan tidak cukup. Harus ada tindakan nyata. Karena kalau kita tak jaga wajah digital kita sendiri, jangan salahkan orang lain kalau kita dipermalukan terus-menerus di panggung global.

Mau sampai kapan situs negara dikenal karena slot gacor dan bukan karena pelayanan publik?.(*)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun