Hukum - Kamu sedang mencari informasi penerimaan siswa baru di sebuah SMK negeri. Kamu ketik "SMKN 1 Bekasi" di Google, klik link paling atas... dan yang muncul malah promo slot gacor bet 100 perak, pasti cuan! Absurd? Ya. Tapi ini nyata.
Fenomena ini bukan hanya sekali dua kali terjadi. Di tahun 2024-2025, makin sering kita jumpai situs resmi pemerintah dan sekolah tiba-tiba berubah wajah, dari tempat resmi jadi lapak judi. Kita pun bertanya, kenapa bisa begitu? Apa enggak ada yang ngawasin?
Banyak situs pemerintah & sekolah diretas karena keamanan lemah, SEO tinggi, dan kurang pengawasan, lalu dimanfaatkan sindikat judol untuk promosi. - Tiyarman Gulo
Situs Resmi, Wajah Digital yang Terkelupas
Situs web dengan domain .go.id dan .ac.id adalah lambang resmi institusi di negeri ini, baik pemerintahan maupun pendidikan. Mereka adalah wajah digital kita. Namun, ironisnya, wajah-wajah ini kini makin sering "dipermak" paksa oleh tangan-tangan tak bertanggung jawab.
Di sinilah kita mulai menyadari, ternyata, kepercayaan digital itu sangat rapuh.
Kenapa Situs Pemerintah dan Sekolah Mudah Diretas?
Alasannya banyak, tapi yang paling utama,
Minimnya keamanan siber. Banyak situs dibuat hanya untuk formalitas. Sistem CMS yang usang, tanpa update. Tak ada firewall. Bahkan tak ada admin khusus IT di beberapa instansi daerah.
Tidak ada maintenance. Setelah situs diluncurkan, dibiarkan begitu saja. Layaknya rumah kosong yang tak pernah dikunci, akhirnya jadi tempat singgah peretas.
Gunakan plugin bajakan atau kode open-source tanpa patch keamanan. Ini seperti membangun rumah pakai bahan bekas, lalu ditinggal tanpa pagar.
SEO, Uang, dan Sindikat Luar Negeri, Motifnya Apa?
Situs-situs ini bukan diretas cuma untuk iseng. Ada uang besar di baliknya.
Domain .go.id dan .ac.id dipercaya oleh Google. Begitu situs itu disusupi konten judi (biasanya disisipkan di halaman tersembunyi), maka rankingnya di mesin pencari naik. Lalu, sindikat pun mulai memasukkan keyword seperti "slot gacor," "judi bola Piala Dunia," dan semacamnya.
Ini disebut teknik black-hat SEO. Para sindikat ini bahkan berasal dari luar negeri, misalnya dari Kamboja atau Filipina, yang memang dikenal sebagai basis operasi industri judi online ilegal. Mereka menggunakan selebgram lokal, akun palsu, hingga paid backlink untuk memaksimalkan penyebaran.