Review Anime The Summer Hikaru Died

Film - Bagaimana rasanya jika sahabat yang telah menemani kita sejak kecil tiba-tiba berubah menjadi sosok yang berbeda? Apakah kita masih bisa menerimanya atau justru dilanda ketakutan yang tak terelakkan? 

Inilah pertanyaan besar yang ditawarkan oleh The Summer Hikaru Died, sebuah manga horor psikologis yang mengaduk-aduk perasaan pembacanya dengan narasi yang intens dan atmosfer mencekam.

Diciptakan oleh Mokumokuren, manga ini membawa kita ke dalam perjalanan penuh misteri di sebuah desa terpencil di Jepang. Cerita ini tidak hanya berfokus pada elemen horor tetapi juga menyelami makna persahabatan, kehilangan, dan identitas manusia. 

Sejak perilisannya, The Summer Hikaru Died telah mencuri perhatian banyak pembaca, memenangkan berbagai penghargaan, dan kini tengah bersiap untuk diadaptasi menjadi anime.

The Summer Hikaru Died adalah manga horor emosional tentang perubahan misterius Hikaru, yang membuat Yoshiki menghadapi ketakutan dan rahasia gelap desanya. - Tiyarman Gulo

Sinopsis

Cerita ini berpusat pada Yoshiki, seorang remaja yang tinggal di sebuah desa kecil bersama sahabatnya, Hikaru. Mereka telah berteman sejak kecil, berbagi kenangan dan menghabiskan waktu bersama di pedesaan yang tenang. 

Namun, suatu hari Hikaru menghilang tanpa jejak. Ketika akhirnya ia kembali, Yoshiki mulai menyadari sesuatu yang aneh, sahabatnya bukan lagi orang yang sama.

Hikaru yang dulu ceria kini terasa berbeda. Gerak-geriknya, tatapannya, dan bahkan cara berbicaranya mengandung nuansa yang asing. 

Perlahan, Yoshiki mulai menyadari bahwa Hikaru telah digantikan oleh sesuatu yang bukan manusia. Namun, meskipun ketakutan melandanya, Yoshiki tidak bisa begitu saja meninggalkan sahabatnya. 

Ia pun terjebak dalam dilema, apakah ia harus menerima Hikaru yang baru ini atau mencari cara untuk melepaskan diri dari sesuatu yang tidak bisa ia pahami?

Tema

Horor yang Bukan Sekadar Jumpscare

Berbeda dari kebanyakan manga horor yang mengandalkan elemen kejutan dan gore, The Summer Hikaru Died memilih pendekatan yang lebih subtil dan mendalam. 

Ketakutan dalam cerita ini bukan berasal dari makhluk mengerikan atau adegan berdarah-darah, tetapi dari atmosfer yang menyeramkan dan perasaan tidak nyaman yang terus-menerus menghantui pembaca.