Mohon tunggu...
Tito Prayitno
Tito Prayitno Mohon Tunggu... Notaris - Notaris dan PPAT

Ayah dua orang putri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bola Kristal Para Ayah

20 Oktober 2020   10:18 Diperbarui: 20 Oktober 2020   10:23 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Manakala seorang rekan bertanya, karena pada suatu kesempatan memergoki sang ayah mengajak kedua anaknya ke kelab malam, dan tentunya memperkenalkan kehidupan di sana tanpa diketahui sang istri yang kebetulan sedang bertugas ke luar kota. 

Sang pria hanya menjawab, "Kedua anakku perempuan, jika kami berdua sudah tak ada, tak akan ada lagi orang yang menjaga dan menyayangi mereka sepenuh hati. 

Oleh karena itu, untuk menghadapi kerasnya hidup di luar sana, segala sesuatu kemungkinan terburuk harus diperkenalkan kepada mereka."

Sang ayah berpendapat, untuk tahu bahayanya kehidupan malam, harus melihat dan jika perlu, harus tahu bagaimana pahit dan mahalnya minuman keras. Untuk merokok, sang ayah melarang sama sekali

Dengan anggapan merokok adalah pintu untuk masuk ke dunia narkoba jika kehidupan mulai mencapai titik jenuh, tak punya tantangan, merasa hampa dan jauh dari Tuhan. Meski demikian, para anak dipersilahkan mencoba, membuat si bungsu tersedak hebat dan sang kakak trauma sebelum mencoba.

Tetaplah Menjadi Ayah Terbaik

Meleleh hati sang ayah, pada saat ulang tahunnya yang ke lima puluh sang anak sulung menulis, "Terima kasih, telah menjadi ayah terbaik bagi kami, tak ada lagi yang harus engkau lakukan, karena apa yang telah kau lakukan sudah lebih dari cukup.". Si bungsu yang khawatir ayahnya berubah menambahkan, "Tetaplah menjadi ayah terbaik, karena sebesar apapun kami, tetaplah putri kecil ayah.". Si bungsu ini memang malas dan manja bukan buatan, persis seperti ibunya jika sedang datang bulan, tentunya dikurangi perilaku uring-uringan yang bikin sang suami jengkel bukan kepalang.

Meski sering berbeda pendapat dalam cara mendidik anak, sang ayah tetap pada pendiriannya, dan juga tetap menghargai cara istrinya mendidik mereka. Jika sang anak mengadu akan perilaku ibunya yang tidak sesuai dengan hati mereka, pada saat itulah sang ayah menjelaskan kepada kedua anaknya, bahwa itu semua demi kebaikan mereka juga, hanya saja caranya yang agak keras atau memaksakan kehendak. 

Bagaimanapun, sang ayah berpendapat, kecerdasan dan kemandirian anak diturunkan dari sang ibu, sementara sang ayah hanya mewariskan ketegasan dan kerja keras belaka. Kombinasi keempat sifat tersebut akan menghasilkan anak yang baik. 

Kesamaan sifat yang dimiliki kedua orang tua, sebaiknya jangan sering dipertontonkan di hadapan anak, kecuali untuk hal yang sangat prinsip, sebab berpotensi membuat para anak menganggap hidup hanya hitam putih. Di samping itu, kesamaan pendapat membuat anak miskin kreatifitas di kemudian hari.

Sang ayah nyaris tak pernah memarahi kedua putrinya, oleh sebab dirinya paham belaka itu tugas sang ibu. Entah untuk alasan apa, dalam hal memarahi anak acapkali para ibu lebih merasa tega memarahi dengan kalimat-kalimat sarkastis yang membuat hati anak-anak terluka dua atau tiga hari ke depan. Pada saat itulah tugas para ayah melindungi dan menghibur hati sang anak, tanpa perlu sedikitpun menyalahkan sang ibu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun