Mohon tunggu...
Tito Adam
Tito Adam Mohon Tunggu... Jurnalis - Social Media Specialist | Penulis | Fotografer | Editor Video | Copy Writer | Content Writer | Former Journalist

Senang untuk belajar dan belajar untuk senang | Instagram @titoadamp | Email titoadamp@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Isra Miraj Ajarkan Kita, Perjalanan Terdahsyat Umat Manusia Diawali karena Kehilangan dan Diakhiri dengan Cinta

12 Maret 2021   07:28 Diperbarui: 12 Maret 2021   07:46 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber: The asian parent

Sebelum Rasulullah, Nabi Musa pernah bermunajat secara langsung untuk bisa bertemu dengan Allah SWT. Namun, Nabi Musa tidak mampu untuk melihatNya.

Seperti yang tertuang dalam QS, Al-A'raf 143: 

"Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa: "Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau". Tuhan berfirman: "Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi Lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku". Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: "Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman".

Tidak hanya sekadar bertemu Allah SWT, Rasuluah juga bertemu dengan beberapa nabi setiap kenaikan hingga ke langit ketujuh. Bahkan, Rasulullah "melihat" isi surga dan neraka, baik dan buruk yang akan diterima setiap manusia kelak.

Tentu, siapa sih yang tidak kagum melihat Rasulullah mampu melakukan perjalanan ini di tengah kesedihannya. Bahkan, selama perjalanan itu, Rasulullah memikirkan umatnya. Bukan, bukan hanya perjalanan itu saja, tetapi selama hidup hingga jelang wafatnya, Rasulullah selalu memikirkan umatnya.

Apalah kita, terutama saya, yang sudah putus asa ketika kehilangan orang tersayang. Kehilangan seorang ayah lebih dari satu dekade, namun masih saja bersedih dan memikirkan diri sendiri.

Perjalanan Isra Miraj ini adalah perjalanan batin, pikiran dan hati untuk menjadi tangguh. Ini pelajaran yang sangat berat dilakukan namun gampang untuk diucapkan.

Isra Miraj hanya pembelajaran dari Allah SWT kepada Rasulullah SAW untuk seluruh umat manusia. Pembelajaran sebuah perjalanan spiritual, dari Ilmul Yaqin (meyakini) berubah menjadi Ainul Yaqin (percaya karena usai mengalami langsung).

Sudah banyak nikmat, bukti dan cerita tentang kebesaran Allah SWT dengan cintaNya kepada manusia. Sebagai penulis, saya masih terus berusaha memantaskan diri dan semoga tulisan ini bisa ajak semua yang membaca ikut belajar dalam perjalan spiritual ini.

Sumber : 1, 2, 3

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun