Mohon tunggu...
Titi Saraswati
Titi Saraswati Mohon Tunggu... Akuntan - Musafir

cuma seseorang yang ingin menuliskan apa yang ada di pikirannya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kenangan Masa Pandemi

4 Juni 2020   09:48 Diperbarui: 24 April 2021   07:49 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Mukadimah

Tahun 2020. Merupakan tahun yang sungguh akan dikenang dengan duka cita. Seluruh dunia terkena wabah penyakit Corona Virus Disease 2019 (CoViD 19), yang berasal dari kota Wuhan di Cina, sekitar akhir tahun 2019. Penyakit ini menular dengan sangat cepat, melalui droplet, dan menyerang paru-paru dan sistem pernapasan, dan hingga kini, belum ditemukan vaksin anti virusnya. Oleh karena itu, untuk memperlambat penularan, satu-satunya jalan adalah hanya dengan mengurangi interaksi dengan orang lain, siapapun mereka, keluarga ataupun orang lain, sehingga muncul anjuran resmi dari pemerintah untuk melakukan semua kegiatan, baik kantor maupun sekolah, dari rumah saja.

Sungguh tak pernah kita membayangkan, akan berada dalam situasi seperti saat ini. Diam di rumah, tak pergi ke kantor, tak pergi ke sekolah atau kampus, tak bisa pergi ke mall, tak bisa mendatangi kajian, tak bebas pergi ke luar rumah, walau untuk belanja keperluan sehari-hari sekalipun.

Dulu, kita pernah mengkhayalkan ingin bekerja dari rumah, hingga muncul istilah SOHO (Small Office Home Office), berkantor dari rumah atau menyewa kantor di dekat rumah, demi menghemat waktu tempuh di jalan dan menyiasati kondisi jalan yang selalu macet dimana-mana.

Teringat pesan salah satu pimpinan di kantor dulu semasa kerja, bahwa jika tak ingin terlambat datang ke kantor, ada 3 cara yang bisa dilakukan:

  • Cari rumah dekat kantor. Hal ini sangat sulit dilakukan mengingat harga-harga tanah di sekitar perkantoran sungguh tak terjangkau.
  • Cari kantor dekat rumah. Ini berarti harus mencari pekerjaan baru, yang belum tentu bisa segera diperoleh, dan sesuai dengan keahlian kita.
  • Berangkatlah pagi-pagi ke kantor. Nah, inilah solusi yang paling realistis, walau berarti harus meninggalkan keluarga di rumah lebih dini lagi setiap hari kerja.

Qodarullah, ternyata kini semua khayalan kita menjadi kenyataan, walau dengan terpaksa dan dengan situasi yang sungguh tak nyaman. Walhasil, kita harus berusaha berdamai dengan situasi ini, mengingat tak ada yang dapat memastikan hingga kapan wabah ini selesai dan kita bisa hidup normal kembali seperti dulu. Bahkan, bisa jadi inilah kehidupan normal kita yang baru. Wallahu a’lam.

Mewakili warga biasa yang ikut berdiam di rumah, beberapa kegiatan keseharian yang bisa dirangkum selama di rumah saja, yang mungkin tidak se-inspiratif dan se-fenomenal yang lain, namun ingin ikut berbagi dan menuangkannya dalam sebuah tulisan, sekaligus mengenang pernah menjalani bagian kehidupan dalam suatu masa dimana terjadi pandemi wabah virus CoViD 19. Afwan.

Apa yang bisa kita lakukan di rumah?

Sebagai muslim, kita harus percaya bahwa semua terjadi dengan ijin Allah. Begitu pun dengan wabah ini. Kewajiban kita adalah menaati anjuran, himbauan, perintah, maupun larangan dari pemimpin kita, dan selalu memohon ampunan dan doa pada Allah SWT agar wabah ini segera berlalu. Aamiin ya Allah. 

Begitu cepat dan mengerikannya proses penularan dan penyebaran wabah ini hingga pemerintah meminta kita untuk diam di rumah demi memutus mata rantai penyebaran wabah ini. Namun bukan berarti kita tak bisa melakukan apa-apa dari rumah, atau dalam istilah milenial, kita jangan sampai mati gaya.

Terlepas dari rasa simpati kita dan doa tak putus pada para petugas medis sebagai garda terdepan dalam merawat pasien, maupun pekerja lepas yang langsung terdampak, banyak hal yang bisa kita lakukan dari rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun