Mohon tunggu...
Titi Ariswati
Titi Ariswati Mohon Tunggu... Penulis - Puisititi untuk sahabat sejati

Jemari menari tebar asa suci menuju mulia hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Senandika Pagi Hari

17 Oktober 2021   07:50 Diperbarui: 17 Oktober 2021   07:51 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku heran karena mataku maunya basah, terasa hatiku resah gelisah, perih di sudut-sudut jiwaku. Kuakui aku lemah, lalai dan tak mampu. Tadinya kurasa semua biasa-biasa saja, ternyata sangat tidak biasa-biasa saja. Kini kupandangi jejakku di masa lalu, sungguh pilu. 

Berat perjuangan meluruskan jalan yang berkelok curam dan terjal. Inikah ketentuan-Mu? Yang harus kuterima dengan rela? Lalu aku harus bagaimana? Napasku satu-satu hanya untuk meminta-Mu menolongku meluruskan jejak jalanku. Ya, Allah sempatkah aku memandang jejak langkahku yang tlah mulus lurus cerah berkilau tertimpa cahaya-Mu?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun