Abstract
Globalization has had a significant impact on the social and religious life of Muslim communities in Indonesia. Global cultural flows, advances in information technology, and the modernization of social values have driven changes in how Muslims understand, express, and practice their religious teachings. This study aims to examine how globalization influences the religious identity of Indonesian Muslims, how society responds to global values such as secularism and modernism, and how efforts to preserve Islamic values and religious moderation are evolving amidst global change. The method used is a literature review, examining various scientific journals that discuss the relationship between globalization, religious identity, and the dynamics of Islam in Indonesia. The results show that globalization has a dual impact: on the one hand, it opens opportunities for Muslims to broaden their understanding of religion, but on the other hand, it also creates challenges in the form of shifting values and an identity crisis.
Keywords: Globalization, Religious Identity, Indonesian Muslims, Modernization, Religious Moderation.
Abstrak
Globalisasi membawa dampak besar bagi kehidupan sosial dan keagamaan masyarakat Muslim yang ada di Indonesia. Arus budaya global, kemajuan teknologi informasi, serta modernisasi nilai-nilai sosial mendorong terjadinya perubahan dalam cara umat Islam memahami, mengekspresikan, dan mempraktikkan ajaran agamanya. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah bagaimana globalisasi memengaruhi identitas keagamaan umat Muslim di Indonesia, bagaimana respon masyarakat terhadap nilai-nilai global seperti sekularisme dan modernisme, serta bagaimana upaya pelestarian nilai-nilai Islam dan moderasi beragama di tengah perubahan global. Metode yang digunakan adalah kajian pustaka (library research) dengan menelaah berbagai jurnal ilmiah yang membahas hubungan antara globalisasi, identitas keagamaan, dan dinamika Islam di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa globalisasi membawa pengaruh ganda  di satu sisi membuka peluang bagi umat Islam untuk memperluas pemahaman agama, namun di sisi lain juga menimbulkan tantangan berupa pergeseran nilai dan krisis identitas.
Kata kunci: Globalisasi, Identitas Keagamaan, Muslim Indonesia, Modernisasi, Moderasi Beragama.
Pendahuluan
   Globalisasi adalah fenomena yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan modern, dan memengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk budaya dan agama. Di Indonesia, globalisasi membawa perubahan baru dalam kehidupan umat Islam. Informasi yang cepat melalui internet dan media sosial, serta pengaruh budaya luar, membuat masyarakat lebih terbuka terhadap nilai-nilai global. Hal ini menyebabkan perubahan dalam cara berpikir dan berperilaku, termasuk cara memahami ajaran agama.
   Identitas keagamaan yang sebelumnya kuat berdasarkan tradisi lokal kini mulai mengalami pergeseran.
Contohnya, praktik keagamaan tradisional seperti tahlilan, selamatan, dan peringatan hari besar Islam mulai ditinggalkan oleh sebagian kalangan muda yang lebih terpengaruh nilai modern dan individualistik, karena dianggap memberatkan secara ekonomi dan teologis. Namun, tradisi tersebut tetap dijalankan, meskipun seringkali dengan penyesuaian waktu dan bentuk agar sesuai dengan tuntutan kehidupan modern. Di sisi lain, globalisasi juga mendorong munculnya kesadaran baru tentang pentingnya moderasi dalam beragama dan pemahaman Islam yang lebih terbuka.
Metode Penelitian
Artikel ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi pustaka. Data didapatkan dari berbagai sumber ilmiah seperti jurnal, buku, dan laporan penelitian yang membahas topik globalisasi dan identitas keagamaan di Indonesia. Analisis dilakukan dengan cara membahas konsep, teori, serta temuan penelitian yang relevan. Selanjutnya, data tersebut diatur dan diartikan untuk menemukan pola dan makna yang tersembunyi di balik fenomena yang diteliti (Rahmawati, 2020). Pendekatan ini membantu memahami perubahan sosial-keagamaan masyarakat Muslim akibat dampak global. Penelitian ini berfokus pada bagaimana globalisasi memengaruhi cara pandang, perilaku, dan ekspresi identitas keagamaan masyarakat Muslim di Indonesia dalam konteks sosial dan budaya yang beragam.
Hasil Penelitian
Hasil analisis menunjukkan bahwa globalisasi memunculkan tiga bentuk utama perubahan terhadap identitas keagamaan umat Islam di Indonesia. Pertama, terjadi pergeseran nilai dan praktik keagamaan. Masyarakat Muslim yang terpapar budaya global mulai menafsirkan ajaran agama secara lebih rasional dan modern. Misalnya, generasi muda lebih tertarik pada kajian agama yang dikemas secara interaktif melalui media digital dibanding tradisi keagamaan klasik yang bersifat komunal (Aziz, 2019).
Kedua, muncul respon beragam terhadap nilai-nilai global. Sebagian umat Islam merespons globalisasi dengan sikap terbuka dan adaptif, menganggapnya sebagai peluang untuk memperluas dakwah dan memperkuat ukhuwah Islamiyah lintas negara. Namun, ada pula kelompok yang menolak pengaruh global dengan alasan menjaga kemurnian ajaran Islam. Perbedaan sikap ini menunjukkan bahwa identitas keagamaan umat Muslim Indonesia tidak bersifat tunggal, melainkan beragam tergantung pada latar sosial, pendidikan, dan tingkat keterbukaan terhadap perubahan (Rahmawati, 2020).
Ketiga, terdapat upaya pelestarian nilai keislaman dan moderasi beragama. Di tengah derasnya arus globalisasi, banyak lembaga Islam dan tokoh ulama berusaha memperkuat nilai-nilai keislaman melalui pendidikan karakter, penguatan literasi digital Islami, serta dakwah yang kontekstual. Upaya ini bertujuan agar umat Islam tidak kehilangan jati diri dan tetap berpegang pada nilai moderasi serta keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat (Rohman, 2021).
Pembahasan
   Fenomena globalisasi menciptakan tantangan signifikan bagi umat Islam Indonesia. Salah satu tantangan utamanya adalah pengikisan nilai-nilai spiritual dan sosial akibat pengaruh budaya sekuler dari Barat. Budaya konsumtif, individualisme, dan hedonisme yang menyebar melalui media digital sering kali bertentangan dengan ajaran Islam yang menekankan kesederhanaan dan kebersamaan (Syarif, 2020). Hal ini dapat menyebabkan krisis identitas, terutama di kalangan generasi muda Muslim.
   Namun, globalisasi juga membawa peluang baru dalam penyebaran dakwah Islam secara lebih kreatif dan modern.
Platform digital seperti YouTube, Instagram, dan TikTok kini menjadi media baru bagi para dai muda dalam menyampaikan nilai-nilai Islam yang lebih sesuai dengan kebutuhan generasi milenial (Aziz, 2019). Fenomena ini menunjukkan bahwa globalisasi dapat dimanfaatkan secara positif untuk memperkuat identitas keagamaan, bukan sebaliknya.
   Dalam konteks sosial, globalisasi juga memperkuat interaksi antarumat beragama dan antarbudaya.
Interaksi ini menuntut sikap terbuka, toleran, dan menghargai perbedaan dari umat Islam Indonesia. Oleh karena itu, konsep moderasi beragama menjadi penting. Moderasi beragama mengajarkan keseimbangan antara keyakinan terhadap prinsip Islam dan keterbukaan terhadap keragaman sosial (Rahmawati, 2020).
Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa sebagian masyarakat justru memperkuat keislamannya sebagai respons terhadap dampak globalisasi.
Fenomena "hijrah" yang berkembang di kalangan anak muda dapat dilihat sebagai upaya mencari identitas religius di tengah ketidakpastian nilai global (Rohman, 2021). Namun, jika tidak diimbangi dengan pemahaman agama yang kontekstual, gerakan ini bisa menimbulkan eksklusivisme. Karena itu, penting bagi lembaga pendidikan Islam untuk menanamkan pemahaman agama yang inklusif dan rasional agar generasi muda bisa beradaptasi tanpa kehilangan jati diri.
Kesimpulan
Globalisasi membawa dampak yang kompleks terhadap identitas keagamaan umat Muslim di Indonesia. Di satu sisi, ia menimbulkan perubahan sosial dan kultural yang berpotensi mengikis nilai-nilai tradisional. Di sisi lain, ia membuka ruang baru bagi umat Islam untuk menafsirkan ajaran agama secara lebih modern dan terbuka. Respon masyarakat terhadap globalisasi sangat beragam: ada yang menolak dengan alasan menjaga kemurnian ajaran, dan ada pula yang berusaha mengadaptasikannya dengan nilai-nilai Islam. Untuk menghadapi era global, umat Islam Indonesia perlu memperkuat moderasi beragama, memperluas literasi digital Islami, dan menjaga nilai-nilai lokal yang berakar pada tradisi keagamaan. Dengan demikian, identitas keagamaan umat Muslim Indonesia tetap kokoh dan relevan di tengah arus perubahan global (Rohman, 2021; Syarif, 2020; Rahmawati, 2020).