Mohon tunggu...
Tirta Adithiya nugraha
Tirta Adithiya nugraha Mohon Tunggu... Lainnya - sedikitpi mahanganggur

bercita - cita menjadi elit global dan penerbang roket

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Memoria: Samata

29 Desember 2020   09:36 Diperbarui: 29 Desember 2020   09:48 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pembatas jalan menuntun bosan
Debu - debu bundaran sangat merangsang roda - roda
Merah bau limbah matahari meledek
Wajah dan wajah bumi
Mengerut cemberut

Titik api debu
Berhenti lajumu seketika
Serapah membalas bunyi
Dan caci
Siutan keringat kiri kanan
Bantuan kumis lengan hitam mengarahkan
Gerigi senang menderu tenang

Di sungai mengalir pembalut
Roda - roda lembab mendayu
Ucapan lambaian menatap binatang
Jari jemari berkedip waktu
Jam tangan mendesak mesin
Akal yang kejepitan tujuan
Lengan menyelip menyentak
Beberapa

Gestur pakaianmu tertangkap mataku
Beriringan jejak langkahku
Wajah saljumu bertalian
Sepatu debuku

Akankah kita bisa fana dengan ini?

2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun