Mohon tunggu...
Arif Sulistio
Arif Sulistio Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Armada Kapal Seram RI Dulu dan Kini

5 Juni 2018   05:03 Diperbarui: 5 Juni 2018   08:09 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Masyarakat Indonesia boleh berbangga dengan hadirnya alutsista (alat utama sistem persenjataan) baru Republik Indonesia yaitu kapal selam kelas Chang Bogo. Kapal selam merupakan senjata andalan bawah laut yang sangat berguna untuk menjaga kedaulatan wilayah Indonesia sebagai negara maritim. 

Pasalnya, kapal selam juga dilengkapi dengan teknologi yang canggih sehingga mampu mengemban tugas pengintaian serta bisa timbul dan menyelam kapan saja hingga mampu melaksanakan tugas tempur sekaligus. Kapal selam dapat mengangkut senjata yang mematikan dalam wujud baik torpedo maupun rudal untuk menembak sasaran di permukaan, ini menandakan bentuk pertahanan diri dan kemampuan serang yang ada pada sebuah kapal selam.

Negara besar seperti Indonesia yang didalamnya terdiri atas ribuan pulau yang terpisahkan oleh selat-selat dan hamparan lautan yang tidak kalah luasnya sehingga dibutuhkan perangkat alutsista yang memadai terutama di matra laut. 

Hal ini disebabkan oleh fakta luasnya wilayah laut Indonesia sehingga dibutuhkan perhatian ekstra untuk dijaga dan dipertahankan dari ancaman pelanggaran kedaulatan oleh dari negara lain. Selain itu, dalam rangka mendukung misi intelijen negara maka dibutuhkan suatu perangkat yang mampu mengintai hingga bertempur apabila diperlukan. Disinilah keberadaan kapal selam sangat dibutuhkan untuk mendukung dan menjembatani tujuan negara guna melindungi kepentingan rakyatnya.

Kapal selam baru ini dinamai KRI Ardadedali dengan nomor lambung 404.  Ardadedali merupakan nama salah satu senjata dalam dunia perwayangan yang dimiliki Arjuna. Merupakan suatu tradisi dalam kesatuan kapal selam RI untuk menggunakan nama senjata tokoh-tokoh dalam dunia wayang sebagai nama kapalnya. 

Hal ini sudah dilakukan sejak jaman Trikora ketika Indonesia memiliki kapal selam buatan Uni Soviet yang jumlahnya mencapai dua belas unit. Namun sayangnya, kedua belas kapal selam tersebut sudah lama dipensiunkan di era Soeharto, salah satu wujudnya sekarang dijadikan sebagai monumen kapal selam KRI Pasopati di Surabaya.

 Setelahnya, Indonesia hanya memiliki dua unit kapal selam tipe 209 yang masing-masing diberi nama KRI Cakra 401 dan KRI Nanggala 402. Keduanya merupakan kapal selam yang dibeli dari Jerman Barat pada tahun 1981 dan masih aktif bertugas hingga hari ini. 

Tahun lalu, Indonesia juga sudah kedatangan satu kapal selam dengan jenis yang sama seperti KRI Ardadedali yang kemudian diberi nama KRI Nagapasa dengan nomor lambung 403. Kedua "pemburu senyap ini" dibuat di Korea Selatan tepatnya oleh perusahaan Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME).

Kedatangan dua kapal selam baru ke jajaran TNI  AL (Angkatan Laut) merupakan buah manis dari kesepakatan kerjasama bilateral dibidang alutsista antara Kementerian Pertahanan RI dengan DSME Korea Selatan pada tahun 2011. Kontrak kerjasama tersebut meliputi pembelian tiga unit kapal selam kelas Chang Bogo, dengan syarat dua unit dibuat di Korea Selatan sedangkan sisanya dibuat di Indonesia. Saat ini, dua unit kapal selam sudah dirampungkan dan dioperasionalkan oleh TNI AL (KRI Ardadedali dan KRI Nagapasa).

Modernisasi kekuatan bawah laut RI mengingatkan kita akan kejayaan armada kapal selam RI di masa lalu ketika Trikora berkobar. Saat itu, kekuatan ALRI (Angkatan Laut Republik Indonesia) dilengkapi dengan kapal selam kelas Whiskey buatan Uni Soviet. Jumlahnya tidak main-main, totalnya mencapai dua belas unit. Hal ini berkat kedekatan hubungan Soekarno dengan Soviet dikala hangatnya perang dingin. 

Satuan kapal selam ini dianugrahi dengan nama Korps Hiu Kencana. Saat itu, RI diperhitungkan sebagai negara pertama di Asia yang mengoperasikan kapal selam dan satu-satunya negara terkuat di belahan bumi selatan. Dengan kekuatan bawah laut yang fantastis mampu meningkatkan daya gertak suatu bangsa terhadap negara lain, speerti halnya Indonesia terhadap Belanda dalam kampanya merebut Irian Barat. Hal ini menunjukkan bahwa negara yang memiliki alutsista yang baik dan memadai menjadi salah satu pendorong yang membuat negara tersebut disegani dan meningkatkan posisi tawarnya di dunia internasional.    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun