Mohon tunggu...
Tio meka Manda S
Tio meka Manda S Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa Universitas Negeri Semarang Jurusan Pendidikan seni rupa kegiatan yang saya sukai membuat gambar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar Ekspresi Lewat Goresan : Modul Ajar Gambar Potrait Kurikulum Merdeka

2 September 2025   20:30 Diperbarui: 4 September 2025   13:57 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : Foto Gambar Penyerahan modul bersama kepala sekolah  

Seni rupa bukan sekadar soal menggambar indah, tetapi tentang bagaimana kita menangkap jiwa di balik garis dan arsiran. Modul ajar “Gambar Potret” ini hadir untuk mengajak siswa SMP mengenal wajah bukan hanya sebagai bentuk, tetapi sebagai cerita, karakter, dan emosi. Melalui pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning), siswa diajak memahami proporsi, cahaya, ekspresi, hingga akhirnya mampu menghasilkan potret yang bukan sekadar mirip — tetapi juga hidup.

Pernahkah kita memperhatikan bagaimana sebuah gambar wajah bisa membuat kita merasa dekat, seolah-olah si pemilik wajah tengah menatap balik dengan senyum yang hangat? Di situlah letak keindahan gambar potret — ia bukan sekadar meniru bentuk, tetapi menangkap emosi yang tidak bisa dijelaskan hanya dengan kata-kata.

Dalam perjalanan saya menyusun modul ajar “Gambar Potret” untuk siswa SMP, saya ingin menghadirkan pembelajaran seni rupa yang bukan hanya teknis, melainkan juga emosional. Modul ini mengajak siswa mulai dari hal paling mendasar: memahami bentuk dasar kepala, menentukan proporsi yang seimbang, hingga menyelami permainan terang-gelap yang memberi volume pada wajah.

Tapi yang paling menarik, siswa juga diajak melihat wajah — entah wajah sendiri atau temannya — sebagai sebuah cerita. Setiap garis senyum, setiap sorot mata, punya makna. Dengan begitu, siswa belajar sabar, teliti, dan percaya diri mengekspresikan dirinya melalui karya seni.

Melalui pembelajaran ini, ruang kelas berubah menjadi studio kecil penuh ekspresi. Ada tawa ketika sketsa pertama kali terasa “janggal”, ada rasa puas saat arsiran mulai membuat wajah terasa hidup. Di balik setiap pensil dan kertas, mereka sebenarnya sedang belajar hal yang lebih besar: mengenal manusia, mengenal diri, dan menghargai keunikan tiap individu.

258-68b935cced641508b07fea45.jpg
258-68b935cced641508b07fea45.jpg
                                                                                            Gambar : Proses pembelajaran gambar potrait

Seni potret bukan hanya tentang kemampuan tangan, tetapi juga kepekaan hati. Dan di sinilah pendidikan seni rupa punya tempat istimewa — ia membentuk generasi muda yang bukan hanya terampil, tetapi juga peka, kreatif, dan menghargai keindahan dalam keragaman wajah manusia.

https://drive.google.com/file/d/1YHWHPuTkvJ_GgATILYB2Fs8atabZLcp0/view?usp=drivesdk 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun