Mohon tunggu...
Adetio Gilang Pamungkas
Adetio Gilang Pamungkas Mohon Tunggu... Mahasiwa

Saya adalah mahasiswa diploma yang memiliki hobi berkendara dan menulis apa yang menurut Saya menarik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dominasi Pemasaran Digital dan Gen Z dalam Strategi Eksplitasi Saluran Selurer untuk Audiens yang Imersif dan Permanen Terkoneksi

13 Oktober 2025   09:05 Diperbarui: 13 Oktober 2025   09:00 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

A. Kemitraan Berbasis Izin dan Pertukaran Nilai

Permission Marketing mengajarkan bahwa kita hanya boleh berbicara ketika diizinkan, dan hanya jika yang kita sampaikan membawa manfaat yang jelas. Bagi Gen Z, manfaat itu dapat berupa hiburan, wawasan yang berharga, atau penawaran yang terasa dirancang khusus untuk mereka. Di ranah seluler, hal ini berarti:

  • Personalisasi yang Melayani: Data geofencing dan riwayat interaksi harus digunakan dengan bijak---bukan untuk mengintai---tetapi untuk menyaring kebisingan dan menyajikan konten yang benar-benar bermanfaat pada saat yang tepat (Tania, 2023).

  • Interaksi yang Menyenangkan: Iklan pasif harus digantikan dengan konten interaktif: polling yang menyenangkan, filter Augmented Reality (AR) yang membuat pengguna berkreasi, atau kuis yang menawarkan hadiah. Ini adalah bentuk pertukaran nilai yang memberikan kegembiraan dan rasa memiliki.

B. Menghormati Ruang Sunyi dan Kesehatan Mental

Merek memegang tanggung jawab etis dalam "ekonomi perhatian" (Davenport & Beck, 2001). Kita tahu bahwa Gen Z rentan terhadap kecemasan dan tekanan mental akibat paparan digital yang tiada henti (FOMO) (RRI, 2024). Pemasaran yang etis harus berhati-hati agar tidak memperburuk kondisi ini. Kita harus menolak taktik notifikasi yang memicu stres (seperti pemberitahuan "kesempatan terakhir" yang mendesak) dan sebaliknya, memosisikan merek sebagai sumber konten yang menguatkan dan mendukung kesehatan mental audiens yang permanen terkoneksi.

IV. Masa Depan Keterlibatan: Hidup Bersama Cerita Audien

Loyalitas Gen Z tidak lagi terbatas pada feed media sosial yang ramai; ia tumbuh di ruang komunitas digital yang lebih intim, seperti Discord atau grup Telegram. Strategi seluler masa depan harus mengakui pergeseran ini:

  • Dari Bercerita ke Menghidupi Cerita: Merek harus beralih dari story-telling (menceritakan kisah sendiri) menjadi story-living (berpartisipasi dan membiarkan audiens menjadi penulis cerita). Konten harus berupa micro-content vertikal yang mudah dicerna, dibagikan, dan diubah menjadi ekspresi diri mereka sendiri (meme, reaksi).

  • Membangun Rumah Digital: Perangkat seluler harus menjadi kunci untuk memasuki komunitas merek, tempat di mana Gen Z merasa diterima, didengar, dan dapat berinteraksi secara informal dengan sesama penggemar. Loyalitas tumbuh dari ikatan komunitas, bukan hanya dari diskon musiman (Kampus Akademik, 2025).

V. Epilog: Kemanusiaan di Inti Digital

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun