Mohon tunggu...
Tinton Ditisrama
Tinton Ditisrama Mohon Tunggu... Pengajar Hukum Tata Negara Universitas Jayabaya

"Seorang pembelajar dan penikmat hukum, politik, dan juga musik yang dengan senang hati bisa berbagi pemikiran dan wawasan." Penulis buku: 1. Hukum Tata Negara Indonesia -Teori dan Penerapan- (Pengantar: Dr. Bambang Soesatyo, MBA); dan 2. Teori dan Hukum Konstitusi (Pengantar: Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH; dan Prof. Dr. Fauzi Yusuf Hasibuan, SH, MH)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Krisis Diplomatik: Apa Implikasi Hukum Pengusiran Zalensky dari AS? Simak Ulasannya!

2 Maret 2025   21:56 Diperbarui: 2 Maret 2025   21:56 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Zelensky dan Trump. (REUTERS/Nathan Howard)

Ketegangan antara Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, dan Presiden AS, Donald Trump, di Gedung Putih menjadi sorotan dunia. Insiden ini berawal dari perdebatan sengit dalam pertemuan mereka, yang berujung pada pengusiran Zelensky dari Gedung Putih. Dari sisi hukum, ada beberapa hal yang menarik untuk dikaji, baik dari perspektif hukum tata negara maupun hukum internasional.

Dari Sisi Hukum Tata Negara

Sebagai Presiden AS, Trump memiliki kewenangan penuh dalam menentukan siapa yang boleh hadir dalam pertemuan di Gedung Putih. Tindakannya mengusir Zelensky, meskipun terkesan kasar, tetap berada dalam batas kekuasaannya sebagai kepala eksekutif. Namun, keputusan ini bisa berdampak pada kebijakan luar negeri AS, terutama dalam hubungan dengan Ukraina. Insiden seperti ini juga dapat mempengaruhi persepsi publik serta sikap Kongres dalam menentukan apakah bantuan untuk Ukraina akan tetap dilanjutkan atau justru dikurangi.

Dari Sisi Hukum Internasional

Dalam hubungan antarnegara, ada norma dan etika yang harus dijaga, sebagaimana diatur dalam Konvensi Wina 1961 tentang Hubungan Diplomatik. Meskipun secara hukum tidak ada aturan yang secara spesifik melarang tindakan Trump, mengusir kepala negara lain secara tiba-tiba bisa dianggap sebagai tindakan yang tidak menghormati etika diplomatik. Hal ini tentu dapat merusak hubungan bilateral antara AS dan Ukraina.

Lebih jauh, insiden ini juga berdampak langsung pada kerja sama kedua negara. Salah satu yang paling terlihat adalah pembatalan rencana penandatanganan kesepakatan terkait material tanah jarang, yang seharusnya menguntungkan kedua belah pihak. Pembatalan seperti ini dalam dunia diplomasi bisa menimbulkan ketidakpercayaan dan mempersulit kerja sama di masa depan.

Selain itu, situasi ini juga berisiko dimanfaatkan oleh negara lain, terutama Rusia, yang sejak lama memiliki kepentingan di Ukraina. Ketegangan antara Ukraina dan AS bisa melemahkan posisi Ukraina dalam konflik yang sedang berlangsung, serta mempengaruhi stabilitas keamanan di kawasan Eropa Timur.

Kesimpulannya, dari insiden ini mengajarkan betapa pentingnya menjaga komunikasi yang baik dalam hubungan diplomatik. Sikap yang terlalu emosional dalam pertemuan resmi dapat memicu dampak besar, tidak hanya bagi hubungan dua negara, tetapi juga bagi keseimbangan geopolitik global. Dalam dunia diplomasi, kesabaran dan strategi lebih diperlukan daripada tindakan impulsif yang bisa berakibat panjang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun