Mohon tunggu...
indra
indra Mohon Tunggu... Wiraswasta - karyawan malas yang ingin merdeka dan punya usaha sendiri

benar menurut saya, benar menurut anda, dan kebenaran sejati

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bumi Ngapak, Tempat Lahir Para Jenderal

24 Juni 2020   23:32 Diperbarui: 24 Juni 2020   23:29 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ini pengalaman saya pribadi, sebagai wong ndesa yang merantau ke jakarta, ibukota negara tercinta ini yang secara geografis bagian dari pulau jawa namun seolah olah oleh penduduk bagian barat pulau ini tidak diakui sebagai jawa, mereka menganggap jawa itu ya jawa tengah dan jawa timur saja, kalau ketemu orang betawi dan kamu akan mudik dia pasti akan bertanya, mudik ke jawa ya mas? 

Hah jawa... gumamku, berasa aneh terdengarnya, begitupun kalau orang sunda bertanya, mas mau pulang ke jawa ya? kadang aku heran kenapa menyebutnya jawa? kenapa tidak sebut nama derah/kabupaten nya gitu, seperti kami ini orang jawa tengah dan jawa timur kalau mau pergi ke bagian barat pulau ini yang secara administrasi masuk provinsi jawa barat, jakarta dan banten.

Oh iya, dibarisan kalimat pertama saya menyebutkan wong ndesa, bukan ndeso. wong ndeso itu bahasa wetan, bagi kami wong kulon jawa tengah ini ya nyebutnya wong ndesa, bahasa ngapak berbeda dengan bahasa jawa wetan seperti solo dan jogja, jika orang solo dan jogja bahasa jawanya dominan "o" maka kami warga negara republik ngapak bahasa jawanya dominan "a". 

Ada perbedaan signifikan memang, pada zaman kerajaan mataram dulu wilayah bagian barat jawa tengah ini disebut mancanegara kulon. karena letaknya yang jauh dari pusat pemerintahan kerajaan mataram maka wilayahnya bisa dibilang tidak tersentuh budaya keraton yang menjunjung tinggi unggah ungguh dan hormat pada rajanya.

Bagi orang ngapak yang terkenal egaliter, bahasa ngapak justru inferior, jika di daerahnya sendiri biasa dituturkan dengan blak blakan maka di kota besar seperti jakarta orang cenderung menurunkan volume bicaranya, medhoknya di ilang ilangin, kadang yang bikin tersinggung kalau ada orang bicara ngapak malah ditertawakan dan dihina, seolah olah bahasa ngapak itu bahasa yang pedalaman banget gitu... norak banget gitu. justru di bumi ngapak yang terbentang di utara indramayu-pemalang, di selatan barlingmascakeb (purbalingga, banyumas,cilacap,kebumen) lahir tokoh tokoh besar republik ini.

Sebut saja jenderal gatot subroto, kelahiran banyumas 10 oktober 1907, yang sekarang namanya diabadikan sebagai salah satu jalan elit di jakarta, jalan dengan tol dalam kota di tengah tengahnya itu, jenderal besar sudirman, kelahiran purbalingga 29 januari 1916 panglima TNI pertama yang sekarang namanya diabadikan di jalan number one di jakarta ini, jalan dengan gedung gedung tinggi di kanan kirinya, jalan besar menuju istana negara pusat kekuasaaan, yang bisa dibilang tanahnya paling mahal seantero republik ini, jenderal gatot nurmantyo, kelahiran tegal 13 maret 1960.

1 jenderal besar dan 2 jenderal. lahir di bumi ngapak yang bahasanya menurut orang yang paling metropolitan itu kampungan dan norak, sungguh sebuah anugerah dan kebanggaan yang luar biasa bagi kami.

Pesan saya, kita tidak bisa memilih lahir dimana. lahir di bumi ngapak adalah suatu kebanggaan. untuk orang ngapak janganlah minder dan merasa rendah diri jika berbicara menuturkan bahasa ngapak, mari bersama sama jaga dan rawat bahasa kita, bahasa adalah ciri identitas suatu kelompok, jika bukan kita yang menuturkannya, lalu siapa lagi? dan untuk orang di luar ngapak, janganlah menganggap rendah apalagi sampai menghina bahasa ngapak, hargailah apapun itu bentuknya budaya kelompok lain selama tidak menggganggu. justru dari bumi ngapak lahir orang orang besar di negara ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun