Mohon tunggu...
Tini Siniati Koesno
Tini Siniati Koesno Mohon Tunggu... Human Resources - fokus kepada Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian, Inovasi dan Standar Instrumen Pertanian

bekerja di Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian Jawa Timur

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Corona Menjadikan Gadung, Agrigardina, dan Garifta Merah Merana

31 Maret 2020   19:45 Diperbarui: 31 Maret 2020   20:00 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada waktu penanaman, poktan Cendrawasih melakukan kerjasama dengan fakultas Pertanian UPN, UWK dan Universitas Jember yang sedang melakukan magang.  

Tepat di bulan Desember 2018, diperolehlah 150 bibit mangga: Gariftq merah 70 bibit;  Agrigardina 30 bibit dan Gadung P21. 10 bibit. Sesegera itu juga dilakukan penanaman dengan mengerahkan tenaga mahasiswa dari tiga perguruan tinggi tersebut.

Kini usia 150 tanaman mangga telah mencapai setahun, dan dua bulan.  Di pertengahan Februari tahun 2020, BPTP Jatim berkesempatan memberikan fasilitasi pupuk kandang sebanyak 150 sak untuk pemeliharaan di awal musim hujan.  

Tentu tidak terbayangkan sebelumnya, ternyata ketika pemberian pupuk organik (pukan)  baru mencapai 30%, di bulan Maret, wabah Corona Virus Deases-19  atau biasa disebut Covid-19 mewabah di Indonesia.  

Walaupun WHO resmi mengumumkan Covid-19 sebagai wabah dunia atau pandemi sejak 9 Januari 2020.  Surabaya sebagai ibu kota Provinsi Jawa Timur, dan sebagai kota terbesar ke dua setelah DKI, tentu tidak luput dari sasaran dan serangan wabah yang memakan banyak korban dalam waktu singkat. 

Tan. Mangga Umur Setahun, Diberikan Pukan|dokpri
Tan. Mangga Umur Setahun, Diberikan Pukan|dokpri
Beragam respon yang ditunjukkan oleh masyarakat Kota Surabaya.  Utamanya dalam upaya menangkal penyebaran dan serangan Covid 19 yang semakin meluas. 

Diantaranya, yaitu melalui pencegahan dini dengan menterapkan Social Distancing dan  berkembang ke Physical Distancing.  Bahkan perkembangan terakhir ini, terdapat beberapa ruas jalan ditutup petugas sebagai upaya isolasi wilayah untuk menekan meluasnya sebaran Covid-19.  

Kondisi ini cukup memprihatinkan, manakala fitrah manusia adalah makhluk social.  Hampir semua lini kegiatan atau project, kental muatan melibatkan socialism. 

Mengutip dari TrubusNews, 17 Maret 2020, mengatakan bahwa meningkatnya kepedulian publik, terhadap rekomendasi untuk "jaga jarak sosial," dengan mengurangi perjalanan, menghindari keramaian, penutupan wilayah, dan praktik perlindungan lainnya untuk memperlambat penyebaran COVID-19.  

Kondisi ini cukup membuat masyarakat dihadapkan pada pilihan sulit untuk berbuat sesuatu. Termasuk dalam melakukan pemeliharaan lanjutan tanaman mangga, yang saat ini waktunya memberikan asupan nutrisi berupa pemupukan organik dan anorgani (NPK).  Bukan itu saja dalam merawat tanaman mangga, kebersihan lahan di sekitar tanaman perlu diperhatikan.  

Banyaknya organisme pengganggu tanaman (OPT), berupa gulma di sekitar tanaman pokok, akan mengganggu pertumbuhan selanjutnya.  Bila dibiarkan, tanaman pokok tidak dapat tumbuh_kembang dan menghasilkan buah yang optimal.  Hal ini dikarenakan pada lahan yang sama terjadi kompetisi nutrisi antara tanaman pokok yang ditanam dengan tanaman liar (gulma). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun