Mohon tunggu...
Tini Siniati Koesno
Tini Siniati Koesno Mohon Tunggu... Human Resources - fokus kepada Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian, Inovasi dan Standar Instrumen Pertanian

bekerja di Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian Jawa Timur

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Corona Menjadikan Gadung, Agrigardina, dan Garifta Merah Merana

31 Maret 2020   19:45 Diperbarui: 31 Maret 2020   20:00 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poktan Cendrawasi Konsultasi Ke Lab.Diseminasi|dokpri

Bercerita ikhwal masyarakat di RW 06 Medokan Asri Barat, Kelurahan Medokan Ayu Kecamatan Rungkut Kota Surabaya, ingin mengembangan usaha pertanian perkotaan.  Lahan yang digunakan adalah fasilitas umum berupa lahan kosong seluas 0,7 hektar.  Komoditi yang dipilih untuk dikembangkan adalah tanaman buah.  Ide ini bermula muncul saat penilaian lomba pertanian perkotaan oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Surabaya, pada bulan September 2018.  Salah satu juri penilaian adalah fungsional penyuluh pertanian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur, sebut saja Ir. Tini Siniati Koesno, MSi.  Dalam proses penilaian, juri asal BPTP Jatim tersebut menyaksikan lahan kosong (0,6 - 0,7 ha) yang belum dimanfaatkan.  Kondisi ini di link and match (dihubungkan) program Kementerian Pertanian RI. Yang di tahun 2018 didaulat sebagai Tahun Perbenihan. 

BPTP merupakan UPT Badan Litbang Kementerian Pertanian yang memiliki otoritas pembinaan di Provinsi.  Oleh sebab itu BPTP Jatim di tahun tersebut memproduksi aneka bibit tanaman pangan, hortikultura (sayuran dan Buah), tanaman perkebunan dan ungags (ayam KUB) guna dikembangkan di wilayah otoritasnya.  Salah satunya adalah bibit mangga eksotik varietas unggul baru seperti: mangga Gadung P21; mangga Agrigardina dan mangga Garifta merah, yang diproduksi sekitar dua puluh ribu lebih.

Berlatar belakang dari perihal tersebut, maka pada pertemuan kelompok, Juri dari BPTP Jatim menyarankan untuk menanam dan mengembangkan tanaman buah yang bibitnya tersedia di BPTP Jatim.  

Diantaranya yaitu mangga Gadung P21; Mangga Agrigardina dan Mangga Garifta Merah.  Ide tersebut adalah sesuai dengan program pertanian perkotaan adalah untuk pemenuhan gizi keluarga secara mandiri oleh keluarga itu sendiri.  Selanjutnya menumbuhkan motivasi masyarakat, agar tidak hanya sekedar menanam.  

Namun yang diharapkan lebih dari itu, yaitu menjadikan fasum lahan kosong tersebut dioptimalkan pemanfaatannya untuk Inisiasi Kampung Mangga. 

Menanam mangga adalah pilihan yang tepat, karena mangga adalah tanaman tahunan, perawatannya lebih mudah bila dibandingkan dengan menanam tanaman semusim, seperti sayuran.  

Pertama yang dilakukan adalah mempersiapkan lubang tanam dan pupuk organic, lalu ditanamlah bibit mangga.  Selanjutnya hanya perawatan pengairan jika kemarau.  

Pemupukan dilakukan 2 kali dalam setahun yaitu pupuk organic dan NPK pada awal musim hujan dan akhir musim hujan.  ketiga Jenis Mangga tersebut, pada umur setahun sudah berbuah.  

Bandingkan dengan menanam tanaman sayuran, terdapat beberapa fase kegiatan.  Diantaranya: melakukan persemaian, perisiapan lahan tanam, penanaman, perawatan (pengairan, pemupukan dan pengendalian HPT).  Setelah tanaman umur 60-90 hari baru panen, dan selanjutnya siklus awal tanam dimulai lagi, demikian dan seterusnya.

Melalui paparan materi waktu penjurian dan argumentasi yang disampaikan ke Moch. Subagio, Ketua RW 06 Medokan Asri Barat, yang membawahi 6 RT yang tergabung dalam poktan Cendrawasih yang diketuai oleh Agung Arsa, sangat mengapresiasi terhadap ide atau gagasan yang disampaikan tersebut.  Sebagai tindak lanjutnya, Poktan Cendrawasih mengajukan proposal permohonan bibit ke BPTP Jatim.  

Alhasil mendapat repon positif, dan diberikannya 150 bibit mangga eksotik dari tiga jenis tersebut.  Sejalan dengan persiapan pengambilan bibit di BPTP Jatim, sekitar November 2018, poktan Cendrawasih mempersiapkan lubang tanam.  

Pada waktu penanaman, poktan Cendrawasih melakukan kerjasama dengan fakultas Pertanian UPN, UWK dan Universitas Jember yang sedang melakukan magang.  

Tepat di bulan Desember 2018, diperolehlah 150 bibit mangga: Gariftq merah 70 bibit;  Agrigardina 30 bibit dan Gadung P21. 10 bibit. Sesegera itu juga dilakukan penanaman dengan mengerahkan tenaga mahasiswa dari tiga perguruan tinggi tersebut.

Kini usia 150 tanaman mangga telah mencapai setahun, dan dua bulan.  Di pertengahan Februari tahun 2020, BPTP Jatim berkesempatan memberikan fasilitasi pupuk kandang sebanyak 150 sak untuk pemeliharaan di awal musim hujan.  

Tentu tidak terbayangkan sebelumnya, ternyata ketika pemberian pupuk organik (pukan)  baru mencapai 30%, di bulan Maret, wabah Corona Virus Deases-19  atau biasa disebut Covid-19 mewabah di Indonesia.  

Walaupun WHO resmi mengumumkan Covid-19 sebagai wabah dunia atau pandemi sejak 9 Januari 2020.  Surabaya sebagai ibu kota Provinsi Jawa Timur, dan sebagai kota terbesar ke dua setelah DKI, tentu tidak luput dari sasaran dan serangan wabah yang memakan banyak korban dalam waktu singkat. 

Tan. Mangga Umur Setahun, Diberikan Pukan|dokpri
Tan. Mangga Umur Setahun, Diberikan Pukan|dokpri
Beragam respon yang ditunjukkan oleh masyarakat Kota Surabaya.  Utamanya dalam upaya menangkal penyebaran dan serangan Covid 19 yang semakin meluas. 

Diantaranya, yaitu melalui pencegahan dini dengan menterapkan Social Distancing dan  berkembang ke Physical Distancing.  Bahkan perkembangan terakhir ini, terdapat beberapa ruas jalan ditutup petugas sebagai upaya isolasi wilayah untuk menekan meluasnya sebaran Covid-19.  

Kondisi ini cukup memprihatinkan, manakala fitrah manusia adalah makhluk social.  Hampir semua lini kegiatan atau project, kental muatan melibatkan socialism. 

Mengutip dari TrubusNews, 17 Maret 2020, mengatakan bahwa meningkatnya kepedulian publik, terhadap rekomendasi untuk "jaga jarak sosial," dengan mengurangi perjalanan, menghindari keramaian, penutupan wilayah, dan praktik perlindungan lainnya untuk memperlambat penyebaran COVID-19.  

Kondisi ini cukup membuat masyarakat dihadapkan pada pilihan sulit untuk berbuat sesuatu. Termasuk dalam melakukan pemeliharaan lanjutan tanaman mangga, yang saat ini waktunya memberikan asupan nutrisi berupa pemupukan organik dan anorgani (NPK).  Bukan itu saja dalam merawat tanaman mangga, kebersihan lahan di sekitar tanaman perlu diperhatikan.  

Banyaknya organisme pengganggu tanaman (OPT), berupa gulma di sekitar tanaman pokok, akan mengganggu pertumbuhan selanjutnya.  Bila dibiarkan, tanaman pokok tidak dapat tumbuh_kembang dan menghasilkan buah yang optimal.  Hal ini dikarenakan pada lahan yang sama terjadi kompetisi nutrisi antara tanaman pokok yang ditanam dengan tanaman liar (gulma). 

 Apalagi sekarang musim penghujan, pertumbuhan gulma biasanya tumbuh lebih cepat.  Bila berkelanjutan dibiarkan, sangat dimungkinkan tanaman yang dibudidayakan: Gadung P21; Agrigardina dan Garifta Merah akan kalah dan merana di badai Corona, Covid-19, di awal tahun 2020.    

Berharap pandemic Covid-19 cepat berlalu, agar Gadung P21; Agrigardina dan Garifta Merah yang menjelang berbunga dan berbuah, tertawa mnyapa karena petugas datang menjama tanpa takut terpapar Corona (Tin’20). 

Gadung P21, Mangga Faforit, Umur Setahun, Berbuah|dokpri
Gadung P21, Mangga Faforit, Umur Setahun, Berbuah|dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun